-Ganti almt yg url merah di atas dgn url yang tadi anda buat di http://code.google.com/hosting/
Latest Movie :


Recent Movies

Talk Show Bersama Radio Komunitas Swara Mega FM

Persiapan dan pengarahan sebelum memulai Talkshow bersama Mahasiswa Universitas Muhammadiyah dalam rangka KKN 2012



Dialog dengan Cak Bagong di Radio Komunitas Swara Mega FM
— di Gununganyar Utara.


Dialog dengan Cak Bagong di Radio Komunitas Swara Mega FM
— di Gununganyar Utara.

Dialog dengan Cak Bagong di Radio Komunitas Swara Mega FM

Penyampaian program KKN 2012 kelompok 11 di Radio Komunitas Swara Mega FM


Radio Komunitas Swara Mega FM bertempat di RT 2 RW 1 Kel. Gunung Anyar Kec. Gunung Anyar

Penyampaian program KKN 2012 kelompok 11 di Radio Komunitas Swara Mega FM

Penyampaian program KKN 2012 kelompok 11 di Radio Komunitas Swara Mega FM


bersama Cak Bagong (paling Kiri) dan Pengelola Radio Komunitas Swara Mega FM (nomer 2 dari kanan)

~::():: CINTA DAN DO'A SEORANG SHALEH ::()::~

bismillah...

“Indahnya kalammu wanita solehah yang berjuang disisi mujahid soleh….
Seindah-indah perhiasan dunia adalah wanita yang solehah…”

Kumulakan warkah ini dengan bait indah yang ditinggalkan Rasulullah saw kepada seisi alam. Wanita solehah! Idaman semua muslimin di alam maya ini. Alhamdulillah, itulah anjuran Islam yang kita cintai, pilihlah wanita yang mampu menyejukkan pandanganmu dan juga baitul muslim yang bakal dibina tika sampai saat itu, insyaAllah.

”Dinikahi seorang wanita itu karena empat perkara hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Maka pilihlah hal keagamaannya, maka beruntunglah kedua-dua tanganmu..”

Wanita solehah idaman mujahid soleh yang malunya menjadi perisai dirinya, yang zikirnya menjadi penawar dirinya; tak gentar di acah mehnah duniawi karena dia rindukan wangian syurgawi, dia berpegang pada janji yang terpatri di lubuk hati. Telah dinukilkan panduan sepanjang zaman, itulah lirikan utama buatmu memilih calon isteri. Tiap baris itu telah menjadi hafalanku sejak aku mengenali dunia baligh ini.

Jika harta yang kau idamkan, ketahuilah diriku tidak punya apa-apa harta di dunia ini melainkan ilmu agama yang telah dititipkan buatku oleh mama dan abah. Tiada harta untuk kupersembahkan, hanya ketenangan yang mampu aku sediakan buatmu karena aku pernah terbaca kata-kata …

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikannya di antaramu rasa kasih dan sayang.¨ (Rum: 21)

Jika keturunan yang mulia itu yang kau dambakan, ketahuilah jua aku di bawah pengawasan Allah sebagai penjaga mutlak diriku. Aku adalah keturunan mulia, ayahanda Nabi Adam as dan siti Hawa a.s, sama seperti mu.

”… maka bertawakkallah kepada Allah, sesungguhnya Allah mengasihi orang yang bertawakal kepadaNya. Jika Allah menolong kamu maka, tiada seseorangpun yang boleh menghalang kamu, dan jika ia mengecewakan kamu, maka siapakah yang dapat menolong kamu sesudah Allah (menetapkan demikian) ? dan ingatlah kepada Allah jualah hendaknya orang yang beriman itu berserah diri…” (Ali Imran : 159-160)

Kecantikan, itulah pandangan pertama setiap insan. Malah aku meyakini bahwa kau juga tidak terlepas seperti insan yang lain. Ketahuilah, jika kecantikan itu yang kau inginkan daripada diriku, kau telah tersalah langkah. Tiada kecantikan yang tidak terbanding untuk kupertontonkan padamu. Telah aku hijabkan kecantikan diriku ini dengan amalan ketaatan

kepada tuntutan agama yang kucintai. Kau hanya membuang masa jika kau menginginkan kecantikan lahiriah semata-mata. Aku memerlukan engkau untuk bersama-samaku menegakkan dakwah islamiyyah ini, dan aku merelakan diri ini menjadi penolongmu untuk membangunkan sebuah markas dakwah dan tarbiyyah ke arah jihad hambaNya kepada Penciptanya yang agung. Pendirianku…pernikahanku akan ku jadikan medan pencarian ilmu agama sebagai risalah demi meneruskan perjuangan Islam. Aku masih kekurangan ilmu agama, tetapi berbekalkan ilmu agama yang telah dibekalkan ini. Aku ingin menjadi isteri yang sentiasa mendapat keredhaan Allah dan suamiku untuk memudahkan aku membentuk usrah muslim antara aku, suamiku dan anak-anak untuk dibaiahkan dengan ketaatan kepada Allah Yang Maha Esa. Aku bercita-cita bergelar pendamping solehah, seperti mana yang dijanjikan Rasul saw,

” Semoga Allah memberi rahmat kurnia kepada lelaki yang bangun di tengah malam lalu dia sembahyang dan membangunkan isterinya, maka sekiranya enggan juga bangun untuk bersembahyang, dia merenjiskan air ke mukanya. Semoga Allah memberi rahmat kurnia kepada wanita yang bangun di tengah malam lalu bersembahyang dan membangunkan suaminya. Maka jika dia enggan, dia merenjiskan air kemukanya.”
(Riwayat Abu Daud dengan Isnad yang sahih)

Renungilah Firman-Nya ini, lalu kau akan tahu hakikat diriku dan dirimu dipertemukan oleh Allah atas namanya pertemuan.

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan lelaki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) namaNya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”
(An Nisaa’ : 1) “

Kaum lelaki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (lelaki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan kerana mereka (lelaki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka”.
(An-Nissa’:34)

Membenarkan seperti apa yang telah Dia katakan dalam QalamNya yang mulia. Aku meyakini bahwa engkau adalah pemimpin untukku. Jadikanlah suatu pernikahan itu sebagai asas pembangunan iman dan bukannya untuk memuaskan bisikan syaitan yang menjadikan ikatan pernikahan sebagai tunjang nafsu semata-mata. Moga diriku dan dirimu sentiasa didampingi kerahmatan dan keredhaanNya. Lakukanlah tanggungjawabmu itu dengan syura kesabaran, qanaah ketabahan moga kita akan menjadi salah satu daripada jemaah saf menuju ke syurga insya Allah.

Aku tidak menginginkan hantaran bersusun, mas kahwin yang hanya akan menyebabkan hatiku buta dalam menilai erti kita dipertemukan oleh Allah atas dasar agama. Cukuplah seandainya, maharku sebuah Qalam Mulia, Al-Quran, dan hadis-hadis Nabawi karena aku meyakini bahwa Qalam itu mampu memimpin rumahtanggaku dalam meraih keridhaan-Nya bukan kekayaan dunia yang bersifat sementara. Jua tidak ternilai harga maruah diriku untuk dibanding dengan nilai uang dinar atau nilai duniawi. Selaras jua dengan hadits Nabi, aku mau jadi wanita yang punya barokah.

“Seorang wanita yang penuh barakah dan mendapat anugerah Allah adalah yang maharnya murah, mudah menikahinya, dan akhlaknya baik. Sebaliknya, wanita yang celaka adalah yang mahal maharnya, sulit menikahinya, dan buruk akhlaknya”

Bantulah aku dalam menjayakan agama Allah, karena ia adalah laluan untuk aku menyempurnakan separuh daripada agamaku, insya Allah. Akhlakmu yang terdidik indah oleh ummi abi dan orang sekelilingmu, itulah yang aku harapkan daripada kekayaan duniawi yang kau sediakan.

Tidak lagi wujud keborosan dan kebakhilan karena semuanya berada di dalam udara Qana’ah (berpuas hati dengan apa yang ada), ridha dan yakin bahawa dunia ini bukanlah negara Janatunna’im. Lihatlah rumahtangga Rasulullah s.a.w kadang-kadang berlalu sebulan demi sebulan, pernah dapurnya tidak berasap kerana tidak ada bahan makanan yang dapat dimasak. Walaupun demikian susahnya, rumahtangga Rasulullah s.a.w tetap menjadi rumahtangga yang paling bahagia yang tidak ada tolak bandingnya hingga ke masa ini.

Yaa Allah.... gembirakan kami dengan ridha-Mu..

--semoga bermanfaat, salam santun ukhuwah fillal

sumber : http://www.facebook.com/photo.php?fbid=414528615264671&set=a.314744665243067.100288.100001226095271&type=1&permPage=1

BELAJAR DARI KUPU-KUPU

”Suatu hari, muncul celah kecil pada sebuah kepompong ;

seorang pria duduk dan memperhatikan calon kupu-kupu yang sedang berjuang keras selama berjam-jam untuk mendorong tubuhnya, agar dapat keluar melalui lubang kecil tersebut.”
Kemudian, tampaknya usaha itu sia sia, berhenti dan tidak ada perkembangan yang berarti.

Seolah-olah terlihat usaha tersebut sudah maksimal, sehingga tidak bisa berkelanjutan.
Maka, pria itu memutuskan untuk membantu kupu-kupu tersebut.

Dia mengambil sebuah gunting dan membuka kepompong itu.
Kemudian kupu-kupu itu keluar dengan sangat mudahnya
..................................................
Tapi apa yang terjadi?
Kupu-kupu itu memiliki tubuh yang tidak sempurna. Tubuhnya kecil dan sayapnya tidak bisa berkembang
Pria itu tetap memperhatikan.......dan berharap, tidak lama lagi, sayap tersebut akan terbuka, membesar dan berkembang menjadi kuat untuk dapat mendukung badan kupu-kupu itu sendiri
Semua yang diharapkan pria itu tidak terjadi !

Kenyataanya, kupu kupu tersebut malah menghabiskan seluruh hidupnya, merayap dengan tubuhnya yang lemah dan sayap yang terlipat.

Kupu kupu itutidak pernah bisa terbang
Apa yang pria itu lakukan, dengan segala kebaikan dan niat baiknya, dia tidak pernah mengerti, bahwa perjuangan untuk mengeluarkan badan kupu-kupu dari kepompong dengan cara mengeluarkan seluruh cairan dari badannya adalah suatu proses yang dibutuhkan, sehingga sayapnya dapat berkembang dan siap untuk terbang begitu keluar dari kepompong tersebut, sesuai dengan yang sudah ditentukan oleh TUHAN.

Seringkali, perjuangan adalah sesuatu yang kita butuhkan dalam hidup ini

Jika TUHAN memperbolehkan kita melewati hidup ini tanpa cobaan, hal ini akan membuat kita lemah..
Kita tidak akan sekuat seperti apa yang kita harapkan, dan tidak akan pernah terbang seperti kupu-kupu itu

Kita meminta kebijaksanaan...
dan TUHAN memberikan kita masalah-masalah yang harus kita pecahkan.

Kita meminta kemakmuran...
dan TUHAN memberikan otak serta kekuatan untuk bekerja
Kita meminta Keberanian...dan TUHAN memberi kita rintangan untuk kita hadapi.

Kita meminta Cinta...dan TUHAN memberikan orang-orang yang dalam kesulitan untuk kita bantu.
Kita meminta pertolongan...dan TUHAN memberi kita kesempatan
“ Kita tidak menerima apa yang kita inginkan....,
Tapi kita menerima apa yang kita butuhkan. "
Jalanilah hidup tanpa ketakutan, hadapi semua masalah dan yakinlah,......
bahwa kita dapat mengatasi semua itu ......

Lapangnya Dada

Publikasi 25/03/2003 13:56 WIB eramuslim - Pada suatu hari ada seorang pemuda yang datang ke rumah seorang kakek yang bijaksana. Pemuda tersebut merasakan hatinya sering gelisah, panik, stress, dan mudah tersinggung sehingga hal itu menyebabkannya selalu berada dalam medan konflik. Untuk itulah ia datang untuk meminta... nasehat sang kakek. Kakek itu pun dengan sangat antusias menerima dan mempersilahkannya untuk masuk. Kemudian pemuda itu menceritakan seluruh keluh kesahnya. Sementara sang kakek mendengarkan dengan seksama. Setelah selesai, kakek itu masuk ke dalam rumah kemudian keluar dengan membawa segelas air putih. "Silahkan diminum" kata sang kakek. Betapa terkejutnya pemuda itu ketika ia meminum air yang dihidangkan oleh kakek itu. "Ah… air apa ini kek? Kenapa rasanya asin sekali. Aku belum pernah minum air se-asin ini". Sang kakek hanya tersenyum, kemudian mengajak pemuda tersebut ke halaman belakang rumahnya yang luas. Disana terdapat sebuah danau kecil yang airnya bening bersih. Terlihat pula seekor angsa berenang kian kemari. Sang kakek kemudian mendekati pinggir danau dan menaburkan segenggam garam ke seluruh danau sambil menyuruh pemuda itu minum air danau. Tentu saja pemuda itu merasakan air danau yang segar, sejuk dan jernih. Sang kakek berkata, "Perumpaan gelas dan danau ini adalah seperti hati kita, dan garam sebagai permasalahannya. Terkadang bukan banyaknya masalah yang membuat hati resah, gelisah, dan lainnya. Tetapi karena kita tidak pandai melapangkan dada kita. Segenggam garam ternyata jadi sangat asin dan tidak enak apabila ditaruh pada segelas air. Namun segenggam garam tidak berarti apa-apa apabila kita memiliki hati seluas danau atau lebih luas dari itu". Cerita diatas sangat menarik untuk disimak dan diresapi karena begitu mudahnya penyakit hati tumbuh berkembang di hati kita. Beratnya masalah tidak mempengaruhi kesehatan hati kalau kita bisa berlapang dada. Orang-orang yang sempit dada (hati), pasti akan merasakan hidup ini sumpek dan berat. Hati adalah hal yang paling penting dari diri manusia. Menurut Ibnul Qayyim Al Jauziyah, Hati adalah raja, dan anggota tubuh lain prajuritnya. Bahkan diterima atau tidaknya amal seorang anak manusia, tergantung dari hatinya. Allah mengingatkan kita mengenai pentingnya mengelola hati dengan menyuruh kita untuk tidak bersu'udzon karena sebagian darinya adalah dusta. Kita juga dilarang untuk mencari tahu (tajassus), serta selalu mengkonfirmasi setiap berita yang masuk ke kepala kita. Rasulullah-pun mengingatkan bahwa di dalam diri manusia ada segumpal daging yang kalau baik daging itu maka baik pula seluruh tubuh dan apabila jahat (jelek) maka jelek pula seluruh tubuh. Segumpal daging itu adalah hati. Kadang rasanya berat sekali untuk melapangkan dada ini ketika dikecewakan dan disakiti oleh orang lain. Bahkan persoalan kecilpun akhirnya menjadi besar karena sempitnya hati ini. Hati yang sempit selalu membuat diri ini tidak mampu menerima kebenaran. Dalam konsep Zeromind Process (Ary Ginanjar, ESQ) kita diingatkan untuk selalu kembali ke fitrah atau hati nurani (Zeromind) sebelum melakukan dan memutuskan apapun. Hal-hal yang biasanya menghambat dalam melapangkan dada diantaranya adalah: prasangka negatif, pengaruh prinsip hidup, pengaruh pengalaman, pengaruh pembanding, pengaruh kepentingan dan prioritas, pengaruh sudut pandang, dan pengaruh literatur. Wallahu'alam bishshowab (nnf@eramuslim.com)Lihat Selengkapnya

IMPIAN KITA SEMUA

Islam bagai air yg jernih
Di bumi yg penuh berdebu
Menyirami sanubari insan
Tuk setiap umat manusia
Sepanjang masa...

Islam kan jaya selamanya
Walau ditantang massa
Namun tak semua punya daya
Menentang murka

Suatu hari nanti
Islam kan bercahaya
Menyinari dunia
Makhluk dan seisinya

Di situ kan terlihat
Kebenaran terungkap
Qur'an jadi pedoman
Sunah jadi acuan

Bukan khayalan
Yang ALLAH janjikan
Namun kemenanganYang nyata.....

by  PJS IWAN

Kenapa Harus Wanita Shalihah?

dakwatuna.com – Bismillah..
 Oleh: Yusuf Al Bahi
Terkadang orang heran dan bertanya, kenapa harus mereka?

Yang bajunya panjang, tertutup rapat, dan malu-malu kalau berjalan..

Aku menjawab.. Karena mereka, lebih rela bangun pagi menyiapkan sarapan buat sang suami dibanding tidur bersama mimpi yang kebanyakan dilakukan oleh perempuan lain saat ini..

Ada juga yang bertanya, mengapa harus mereka?

Yang sama laki-laki-pun tak mau menyentuh, yang kalau berbicara ditundukkan pandangannya.. Bagaimana mereka bisa berbaur…

Aku menjawab.. Tahukah kalian.. bahwa hati mereka selalu terpaut kepada yang lemah, pada pengemis di jalanan, pada perempuan-perempuan renta yang tak lagi kuat menata hidup. Hidup mereka adalah sebuah totalitas untuk berkarya di hadapan-Nya.. Bersama dengan siapapun selama mendatangkan manfaat adalah kepribadian mereka.. Untuk itu, aku menjamin mereka kepadamu, bahwa kau takkan rugi memiliki mereka, kau takkan rugi dengan segala kesederhanaan, dan kau takkan rugi dengan semua kepolosan yang mereka miliki.. Hati yang bening dan jernih dari mereka telah membuat mereka menjadi seorang manusia sosial yang lebih utuh dari wanita di manapun..

Sering juga kudengar.. Mengapa harus mereka?

Yang tidak pernah mau punya cinta sebelum akad itu berlangsung, yang menghindar ketika sms-sms pengganggu dari para lelaki mulai berdatangan, yang selalu punya sejuta alasan untuk tidak berpacaran.. bagaimana mereka bisa romantis? bagaimana mereka punya pengalaman untuk menjaga cinta, apalagi jatuh cinta?

Aku menjawab..

Tahukah kamu.. bahwa cinta itu fitrah, karena ia fitrah maka kebeningannya harus selalu kita jaga. Fitrahnya cinta akan begitu mudah mengantarkan seseorang untuk memiliki kekuatan untuk berkorban, keberanian untuk melangkah, bahkan ketulusan untuk memberikan semua perhatian.

Namun, ada satu hal yang membedakan antara mereka dan wanita-wanita lainnya.. Mereka memiliki cinta yang suci untuk-Nya.. Mereka mencintaimu karena-Nya, berkorban untukmu karena-Nya, memberikan segenap kasihnya padamu juga karena-Nya… Itulah yang membedakan mereka..
Tak pernah sedetikpun mereka berpikir, bahwa mencintaimu karena fisikmu, mencintaimu karena kekayaanmu, mencintaimu karena keturunan keluargamu.. Cinta mereka murni.. bening.. suci.. hanya karena-Nya..

Kebeningan inilah yang membuat mereka berbeda… Mereka menjadi anggun, seperti permata-permata surga yang kemilaunya akan memberikan cahaya bagi dunia. Ketulusan dan kemurnian cinta mereka akan membuatmu menjadi lelaki paling bahagia..

Sering juga banyak yang bertanya.. mengapa harus mereka?

Yang lebih banyak menghabiskan waktunya dengan membaca Al-Qur’an dibanding ke salon, yang lebih sering menghabiskan harinya dari kajian ke kajian dibanding jalan-jalan ke mall, yang sebagian besar waktu tertunaikan untuk hajat orang banyak, untuk dakwah, untuk perubahan bagi lingkungannya, dibanding kumpul-kumpul bersama teman sebaya mereka sambil berdiskusi yang tak penting. Bagaimana mereka merawat diri mereka? bagaimana mereka bisa menjadi wanita modern?

Aku menjawab..

Tahukah kamu, bahwa dengan seringnya mereka membaca al Qur’an maka memudahkan hati mereka untuk jauh dari dunia.. Jiwa yang tak pernah terpaut dengan dunia akan menghabiskan harinya untuk memperdalam cintanya pada Allah.. Mereka akan menjadi orang-orang yang lapang jiwanya, meski materi tak mencukupi mereka, mereka menjadi orang yang paling rela menerima pemberian suami, apapun bentuknya, karena dunia bukanlah tujuannya. Mereka akan dengan mudah menyisihkan sebagian rezekinya untuk kepentingan orang banyak dibanding menghabiskannya untuk diri sendiri. Kesucian ini, hanya akan dimiliki oleh mereka yang terbiasa dengan al Qur’an, terbiasa dengan majelis-majelis ilmu, terbiasa dengan rumah-Nya.

Jangan khawatir soal bagaimana mereka merawat dan menjaga diri… Mereka tahu bagaimana memperlakukan suami dan bagaimana bergaul di dalam sebuah keluarga kecil mereka. Mereka sadar dan memahami bahwa kecantikan fisik penghangat kebahagiaan, kebersihan jiwa dan nurani mereka selalu bersama dengan keinginan yang kuat untuk merawat diri mereka. Lalu apakah yang kau khawatirkan jika mereka telah memiliki semua kecantikan itu?

Dan jangan takut mereka akan ketinggalan zaman. Tahukah kamu bahwa kesehariannya selalu bersama dengan ilmu pengetahuan.. Mereka tangguh menjadi seorang pembelajar, mereka tidak gampang menyerah jika harus terbentur dengan kondisi akademik. Mereka adalah orang-orang yang tahu dengan sikap profesional dan bagaimana menjadi orang-orang yang siap untuk sebuah perubahan. Perubahan bagi mereka adalah sebuah keniscayaan, untuk itu mereka telah siap dan akan selalu siap bertransformasi menjadi wanita-wanita hebat yang akan memberikan senyum bagi dunia.

Dan sering sekali, orang tak puas.. dan terus bertanya.. mengapa harus mereka?

Pada akhirnya, akupun menjawab…

Keagungan, kebeningan, kesucian, dan semua keindahan tentang mereka, takkan mampu kau pahami sebelum kamu menjadi lelaki yang shalih seperti mereka..

Yang pandangannya terjaga.. yang lisannya bijaksana.. yang siap berkeringat untuk mencari nafkah, yang kuat berdiri menjadi seorang imam bagi sang permata mulia, yang tak kenal lelah untuk bersama-sama mengenal-Nya, yang siap membimbing mereka, mengarahkan mereka, hingga meluruskan khilaf mereka…

Kalian yang benar-benar hebat secara fisik, jiwa, dan iman-lah yang akan memiliki mereka. Mereka adalah bidadari-bidadari surga yang turun ke dunia, maka Allah takkan begitu mudah untuk memberikan kepadamu yang tak berarti di mata-Nya… Allah menjaga mereka untuk sosok-sosok hebat yang akan merubah dunia. Menyuruh mereka menunggu dan lebih bersabar agar bisa bersama dengan para syuhada sang penghuni surga… Menahan mereka untuk dipasangkan dengan mereka yang tidurnya adalah dakwah, yang waktunya adalah dakwah, yang kesehariannya tercurahkan untuk dakwah.. sebab mereka adalah wanita-wanita yang menisbahkan hidupnya untuk jalan perjuangan.

Allah mempersiapkan mereka untuk menemani sang pejuang yang sesungguhnya, yang bukan hanya indah lisannya.. namun juga menggetarkan lakunya.. Allah mempersiapkan mereka untuk sang pejuang yang malamnya tak pernah lalai untuk dekat dengan-Nya.. yang siangnya dihabiskan dengan berjuang untuk memperpanjang nafas Islam di bumi-Nya.. Allah mempersiapkan mereka untuk sang pejuang yang cintanya pada Allah melebihi kecintaan mereka kepada dunia.. yang akan rela berkorban, dan meninggalkan dunia selagi Allah tujuannya.. Yang cintanya takkan pernah habis meski semua isi bumi tak lagi berdamai kepadanya.. Allah telah mempersiapkan mereka untuk lelaki-lelaki shalih penghulu surga…

Seberat itukah?

Ya… Takkan mudah.. sebab surga itu tidak bisa diraih dengan hanya bermalas-malasan tanpa ada perjuangan…

Taipei, 02 Juni 2010


Subhanallah....siapa yang tidak mrindukan sosok wanita solihah tpi Ya Allah apakah aku ini sudah mjd hamba yang solih dan pantas mendapatkannya...Ya Allah jadikanlah Hamba yang solih dan pendamping yang solihah.....amin T_T

Dosa dan Taubat

oleh Bayu Samporna pada 24 Oktober 2011 pukul 7:28 ·

Pagi Itu Aku Berdiri
Aku Tatap Tajam Sang Mentari
Terasa Getir Hati Ini
Teringat Akan Timbunan Dosa Ini


Aku Tahu Bukan Hamba yang Kuat
Dosa Sering Tak Terasa Aku Perbuat
Begitu Juga dengan Taubat
Ya Allah Pantaskah Aku Bertaubat

Aku Hanya Bisa Berdoa
Aku Hanya Bisa Berusaha
Mengharap sebuah Asa
Agar Terhapus Segala Dosa


Ya Allah Hanya Kepada-Mu
Hanya dengan Perlindangan-MU
Doa Aku Panjatkan
Mengharap Secercah Ampunan...



Surabaya, Ahad 23 Oktober 2011

Merajut ASA....

oleh Bayu Samporna pada 24 Oktober 2011 pukul 7:33 ·



Aku Hanya bisa tetap Semangat
Meski Berguyurkan Keringat
Aku Tahu akan terasa Berat
Meski akan Banyak Akibat


Masih tetaplah Besar Impianku
Namun Kini aku masih berusaha untuk memangku
Bukanlah Kesuksesan tanpa Halang Rintang
Hingga saatnya kan kubawa Terbang


Susah Payah sebagai UJian
Tawa Tangis sebagai Hiasan
Gagal bukanlah Halangan
Hingga Datangnya Kesuksesan


Ku kan Tetap Tersenyum Lebar
Silaturahim tetap kutebar
Kawan, saudarapun semakin bertebar
Karena Aku Yakin Aku Harus Tegar


Aku kan selalu Bahagia
Menikmati setiap langkah yang penuh ASA.....


Surabaya, 19 Dzulqo'dah 1432 H
18 Oktober 2011 M

DUHAI PERMAISURI HATIKU AKAN KUNANTI DIRIMU

oleh Bayu Samporna pada 13 Mei 2010 pukul 14:00 ·
Sudah lama aku menantikan seorang permaisuri hati, pendamping hidup yang akan menjadi penguat dakwah ini, yang benar-benar patuh dan siap berjuang dalam berdakwah mengarungi bahtera samudra kehidupan ini,sekuat karang dilaut tiada goyah akan badai, selembut rumput bergoyang yang takkan patah diterpa angin topan.
aku tahu setiap manusia telah ditetapkan jodoh, rezeki dan matinya. begitu juga dengan diriku telah tertulis dan menanti seorang permaisuri hati. Dia telah ada bersamaku dalam satu lembaran buku kehidupan, hanya saja masih tersekat oleh lembaran-lembaran kisah hidup kami masing-masing tetapi pada dasarnya kami telah bersatu dalam satu buku kehidupan.Akan kunanti dirimu dan kan selelu berdoa pada Allah semoga pendampingku kelak seorang MUSLIMAH SEJATI dan Hamba ini dijadikan Hamba yang Shaleh..............Amiiin Ya Allah Kabulkanlah doa kami

~""()"" Jika Aku Menikah, Ijinkan-lah Aku Menikahinya Karena Allah ""()""~


Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Ketika hati ini telah jatuh dalam lembah bernama cinta...
Ketika virus-virusnya telah meracuni dan menyebar kesuluruh jiwa...
Maka “antibodi” bernama akal sehat telah terkalahkan begitu saja...
Segala cara dan upaya dilakukan untuk menunjukkan kepada sang pujaan hati...
Bahwa “ ...INILAH CINTA ...”

Cinta yang di anugrahkan oleh Rabb kita...
cinta yang indah...
cinta yang tulus...
cinta yang tidak akan lengkang oleh waktu...
ya karena cinta memang yang begitu ‘sempurna’....”
Dear Ayah dan Bunda...
Tanpa terasa... sudah sekian lama aku hidup bersama kalian...
Hidup dalam naungan cinta dan kasih sayang yang tiada henti bersama kalian...
Bersama saudara-saudarku... kakak dan adik...
Adalah sebuah karunia yang terindah dalam hidupku...

Dari kalian aku tahu...
Apa itu baik.. dan apa itu buruk...
Dari kalian pula... aku belajar berjalan
dan bertahan dalam kerasnya roda kehidupan...

Cinta dan kasih sayang yang kalian tanamkan...
Telah mampu menunjukan pada diriku...
Bahwa hidup dengan cinta itu sangatlah indah...
Sangat berwarna...

Ayah dan Bunda...
Saat detik jam berdetak untuk kesekian kalinya...
Aku tersadar...Bahwa aku kini bukan “lelaki kecil” kalian lagi...
Kata orang aku sudah beranjak dewasa...Benarkah????

Entah mengapa...
Aku mulai merasakan ada yang berubah pada diriku...
Fisikku... kepribadianku... sifatku...bahkan perasaanku

Ketika ada seseorang datang dan memberikan perhatian padaku...
Aku merasa berbeda...
Ada debar-debar aneh dalam hatiku....

Ketika dia menyapaku... aku sangat senang dan tersipu..
Namun ketika dia menghilang... aku merasakan gundah yang luar biasa...
Terkadang... hati ini merajuk...
Ingin rasanya mendapat perhatian lebih darinya..
Bukan berarti perhatian dari kalian tidak memuaskanku...
Tapi entahlah... sepertinya perhatian yang dia berikan padaku terasa “berbeda” dari yang kalian berikan... Terasa lebih indah...
Aku sering marah bila sikapnya terlalu cuek padaku...
Sering menangis manakala dia mengacuhkan dan menyakiti perasaanku...

Bunda...
Aku tidak tau... apa yang terjadi pada diriku saat ini ???
Apa ada yang salah dengan diriku??

Benarkah aku telah jatuh hati padanya???
Benarkah virus merah jambu itu telah membuat hatiku “sakit” seperti ini...??
Apa dulu bunda merasakan apa yang aku rasakan sekarang?

Aku tidak tahu...
Bagaimana aku harus mengatur perasaanku...
Semua cinta dan sayang yang ada dalam hatiku ini muncul tanpa aku memintanya..

Aku tau...
Mungkin aku belumlah pantas memupuk rasa ini...
Tapi aku ini hanya lelaki biasa yang terkadang tidak mampu menolaknya...
Aku seperti dirimu bunda...
Yang tersenyum manakala senang...
Yang menangis manakala sedih...
Dan marah manakala kecewa...

Aku ingin belajar hidup sepertimu...
Belajar mencintai pasangan seumur hidupku...
Belajar mencintai dan menyayangi anak-anakku kelak...

Ayah dan Bundaku tercinta...
Bolehkah aku mengajukan sebuah permintaan padamu??

Ijinkan aku menikah...
Ijinkan aku memupuk perasaan dalam hatiku ini...
Ijinkan aku untuk mencintainya dan menyayanginya dengan cara yang syar’i...
Ijinkan aku hidup bersama orang yang ku cintai...

Rasanya aku tidak sanggup
untuk membuang jauh-jauh perasaan yang ada dalam hatiku ini...
Aku begitu mencintainya..
Bagitu mengharapkanya...
Tapi aku tidak bisa menunjukkanya..
kecuali bila aku telah resmi memilikinya..
Karena itulah jalan yang halal..
Jalan yang diridhoi Allah bagi hambanya yang saling mencinta..
Jalan yang disamping kanan-kirinya terhampar limpahan pahala...

Aku sadar...
Aku memang masih muda...
Bahkan mungkin...
kalian masih menganggapku “lelaki kecil” manja dan kekanak-kanakan...
Tapi... apakah usai itu adalah patokan kedewasaan Ayah??
Apa usia muda itu suatu kesalahan untuk berumah tangga Bunda??

Aku ingin belajar tentang kehidupan...
Aku ingin belajar lebih dalam mengenal cinta dan sayang..
Aku ingin belajar lebih dewasa...
Aku ingin belajar berumah tangga...

Permintaanku hanya satu...

Kepercayaan...

Agar aku yakin...
Bahwa aku bisa menjadi seorang suami yang baik sepertimu ayahku
Juga bisa menjadi ayah teladan bagi anak-anakku kelak...Semoga...

-ketika mulut tak sanggup mengungkap...biarkanlah hati yang bicara...-
didedikasikan kepada saudariku yang sedang “berjuang”

Jika nanti aku menikah
Mungkinkah kelak mahar calon istriku
seindah mahar Ummu Sulaim pada Abu Thalhah ?
“cukuplah keislamanmu menjadi maharnya”

Jika aku menikah…
Mungkinkah aku bisa sebijak Ali pada istrinya Fatimah?

Jika aku menikah
Mungkinkah aku akan sebahagia dan setegar Ali ?

Yang menjadikan Fatimah sebagai satu-satunya bidadari baginya ?
Hidup seperti Ali bin Abi Thalib yang fakir namun pemberani ?
Terkadang hanya makan sekali sehari dan itupun sebuah roti yang sangat keras ketika dinikmati?

Jika aku menikah..
Akankah aku seistimewa Rasul Mu?
Ketika, Rasulullah berkata pada Aisyah…
“Duhai Aisyah,,,ya Khumaira…engkau adalah istriku dunia akhirat”

Jika aku menikah…
Siap dan sanggupkah aku melepas Imam dalam hidupku ini
berjibaku dalam tuntutan dakwah
dan tak banyak waktu untuk memanjakanku?

Jika aku menikah…
Akankah cinta ini akan bisa terbagi dengan adil?
Agar Rabb-ku tak merasa cemburu padaku?

Jika aku menikah
Sanggupkah aku menjadi bertahan bersama bidadariku Menyusuri lautan kehidupan
Meski gelombang tak berhenti membuat layar ini terombang-ambing…
Dalam celah sepertiga malamku…Terselip sebuah doa sederhana...

Ya Rabbi…
Jika nanti aku menikah…
Jadikanlah Aku sebagai Imam
yang akan mengarahkan Istri dan Anak ku kepada Syariatmu
Jadikan aku sebijak Rasulullah
Jadikan aku sebahagia dan setegar Ali yang bersahaja
Jadikan aku seistimewa Umar
Dan jadikanlah aku seorang mujahid yang kelak syahid di jalan-Mu.

Teruntuk kalian wahai bidadari dunia…semoga Allah senantiasa menjagakan tahta mu diatas keimanan dan kecintaan padaNya, pada RasulNya, dan pada Dien ini…
Aamiin Ya Allah Ya Rabbal’alamiin.

“Barakallahu laka wa baraka ‘alaika wa jama’a bainakuma fi khair”

---semoga bermanfaat, salam santun ukhuwah fillah, syukran

sumber :http://www.facebook.com/photo.php?fbid=418040564913476&set=a.314744665243067.100288.100001226095271&type=1&permPage=1

~::():: UNTUK ADIKKU, DIANA TERSAYANG ::()::~


Bismillah..

Ini kisah nyata. Semoga kita bisa mengambil ibroh dan hikmahnya….,

Ada segores pedih saat ku ukir namamu dik…, Perih. Seakan ribuan belati menusuk ke hati, meninggalkan gumpalan sedih di lubang rasaku.. Penyesalan yang tak berujung, yang membuatku merutuki diri ini yang begitu ego diri. Allah…, Ampuni aku.. Adik, maafkan kakak….
Aku mengenalmu pertama kali ketika kami masih berpakaian putih abu-abu… Aku masih teringat sinar matamu saat aku memasuki kelasmu, dan kamu mengajak kami dan teman-temanmu memanfaatkan waktu kalian di sela waktu luang dalam sebuah majlis ilmu. Kajian jum’at, yang rutin ku jalankan bersama teman-teman akhwatku di rohis. Sayangnya, sepertinya teman-temanmu tidak begitu merespon, mereka lebih suka menghabiskan waktunya dengan bergosip dan hal-hal yang tidak bermanfaat, tapi kamu berbeda. Kamu terlihat istimewa. Kamu datang, dengan wajah penuh riang. Dik, sampai sekarang aku masih ingat senyuman yang tak penah lepas dari wajahmu. Senyuman yang dapat menghilangkan segala penat dan lelahku karena tugas-tugas yang menumpuk, program kerja di rohis yang begitu padat, rapat-rapat dan pertemuan yang begitu melelahkan. Tapi kamu…, yah kamu tetap riang dan seolah mengajarkan kami kakak-kakakmu untuk tetap semangat dan menikmati dunia dengan riang.

Kamu semakin dekat pada kami, kamu begitu mudah menyerap segala pengetahuan yang kami berikan kepadamu. Kamu cerdas dik. Mungkin karena belajar dengan hati, kamu begitu mudah menerima kebaikan. Kamu hanif dik, hatimu begitu lembut dengan kebenaran… Allahu akbar, aku malu dik saat menyadari betapa banyak kesombongan di hati ini, tak seperti kau yang sangat bersahaja.

Aku mulai menyadari, dirimu sangat berbeda dengan teman-temanmu. Kamu begitu dekat dengan kami, senior-seniormu, bahkan sangat manja, berbeda dengan teman-temanmu yang cukup segan kepada kami. Tapi aku suka sifatmu dik, aku seolah memiliki adik baru. Kamu sangat perhatian pada kami, terutama padaku. Itu yang ku rasa dulu, setiap di sela jam istirahat, kamu pasti selalu membawa coklat untukku, dan berbisik padaku, “Kak, jangan bilang sama kak uphi, aku Cuma kasih kakak. He he he.” Katamu dengan wajah penuh rahasia. Aku tertawa, menyambutnya juga dengan wajah tak kalah licik. Ha ha ha (uphi mungkin kamu ingat itu…lucunya adik kita yang satu ini. Tapi ternyata aku salah, kau melakukan hal yang sama pada uphi. Kami tertipu, tetapi kami tetap senang. Begitulah caramu membuat kami merasa begitu kamu cintai. Allah, begitu banyaknya dia mengajari kami.

Hari itu kamu mendatangiku, dengan wajah penuh semangat lebih dari biasanya. Kamu bertanya kepadaku, “Kak, aku mau kayak kakak. Menutup aurat dengan sempurna.” Allahu Akbar ! aku menyambut dengan begitu bahagia. Aku sampaikan pada uphi, Hilda dan ade, serta akhwat-akhwat yang lainnya. Mereka merespon dengan begitu bahagia. Kau memintaku menemanimu membeli kain, tentu saja aku mau. Subhanallah, bahagianya hatiku saat itu. Serasa tiada hari terindah melebihi ketika aku pergi bersamamu pada hari itu.

Beberapa hari kemudian kamu datang dengan wajah cemas. Katamu, keluargamu tidak senang dengan perubahanmu, bahkan mereka pernah menyembunyikan jilbabmu. Kamu pun kini ragu dengan pilihanmu. Aku mencoba meyakinkanmu bahwa Allah lah sebaik-baik penolong. Tak ka nada yang bisa menyakitimu dalam lindungan-Nya. Kamu menangis. Kemudian aku mengajakmu ke mushola. Kita shalat dhuha, dan selesai shalat kamu berkata mantap, “Aku mantap untuk memakainya kak.” Subhanallah, ya Allah, Engkau penguasa hati makhluk-Mu…

Keesokan harinya, kamu dengan jilba lebarmu, dengan wajah yang sangat berbahagia. Aku memeluk dan menciummu dengan penuh sayang. Aku mencubit pipi tembemmu yang besemu merah, semua akhwat memelukmu dengan bahagia, ahlan wa sahlan yaa ukhti, semoga kamu terjaga dalam busana syar’i ini.

Kamu pun smakin dekat padaku, sangat perhatian pada kami smua, tak pernah seingatku kamu tak datang menjengukku setiap kali aku sakit. Kamu selalu datang walau dalam kondisi sangat lelah.. Dik, kakak sangat bangga padamu.. Kmau semakin aktif, semua amanah yang diberikan mampu kamu kerjakan dengan penuh semangat. Bahkan, rasanya tanpa kamu, kami sangat kerepotan. Kami sangat sayang padamu dik.

Tak terasa 2 tahun kebersamaan kita…. Aku lulus, dan harus meninggalkan sekolah kita tercinta, meninggalkan rohis SPM KARAMAH (Siswa Pencinta -Mushallah Kerukunan Remaja Mushallah Aliyah) yang kami rintis dari awal dengan penuh perjuangan, akhwat-akhwatku, adik-adik mentorku, perjuangan kami. Aku harus meninggalkann mereka semua. Termasuk kamu dik. Kamu menangis, kamu meminta kami agar tak meninggalkan kalian. Yah, kami berjanji akan lebih sering mengunjungi. Tak akan berhenti memperhatikanmu dan yang lain. Tapi, ternyata….

Semua hanya janji, kami masuk dalam lingkungan kuliah, yang kesibukannya menumpuk, terlebih aku mengambil fakultas paling sibuk di antara semua fakultas yang ada… Aku tak menepati janji, aku ingkar padamu dik. Allah, ampuni aku…
Aku melupakanmu, aku mulai sibuk di lembaga dakwah kampusku, yang juga meminta perhatian yang sangat besar. Kuliah-kuliahku, lab-labku yang membuatku tak punya waktu untuk yang lain, termasuk padamu. Aku mulai melupakanmu, tapi kamu sering sekali menelponku.

Yah…telpon-telponmu dik.. .Allah, jika mengingat ini, sungguh penyesalanku seakan tak ada habisnya. Kamu begitu sering menelponku, menceritakan semua keadaan di SMU kita, tentang keluargamu yang semakin menentangmu, tentang saudaramu yang sangat membencimu, tentang tidak adanya orang yang mau mendengarkan seluruh keluh kesahmu. Bahkan terkadang, kamu meneleponku sampai dua jam. Dan aku yang begitu egois, mulai bosan dengan semua keluhanmu. Aku yang terkadang begitu lelah dengan rutinitasku, yang hanya mencuri waktu untuk istirahat, juga harus terganggu dengan teleponmu. Ampuni hamba ya Allah…, aku mulai menghindarimu, tak ku jawab telepon-teleponmu, tapi kamu sekalipun tidak marah. Ya Allah…,

Suatu hari, kamu datang ke rumah dengan wajah letih, tak ku temukan keceriaan itu lagi. Ada yang aneh pada dirimu dik, aku sangat terkejut melihatnya…

Wajahmu yang dulu penuh semangat dan selalu dihiasi senyum,keceriaan, yang biasanya mampu mengobarkan semangat orang-orang di sekitarmu. Kini kamu begitu berbeda, wajahmu begitu pucat, loyo, tanpa semangat hidup seperti dulu. Tubuhmu dik…, Allah… ada apa dengan dirimu dik ? dulu kamu begitu gemuk menggemaskan, dengan pipi tembem yang sangat lucu hingga matamu yang sipit akan semakin kecil saat dirimu tersenyum. Dulu kami (akhwat-akwhat) di rohis sering menyebutmu “Roti pawaku” dan kamu akan membalasnya dengan wajah cemberut, yang kemudian diikuti dengan merajuk… tapi kini, kamu sangat kurus dik… sakit kah dirimu ? ini memang pertemuan pertama kita setelah aku lulus, selama ini kita hanya berkomunikasi melalu telepon..

Dulu setiap kali kita berkumpul kamu akan menceritakan semua pengalamanmu padaku, bibirmu akan terus berceloteh tanpa henti, dengan riang dan semangat… aku selalu menjadi pendengar setiamu… tapi kini kamu hanya diam membisu, tercenung tanpa berkata apa-apa….

Saat ku tanya kamu dari mana ? kamu hanya menjawab dengan singkat bahwa kamu hanya kebetulan lewat setelah pulang tarbiyah… lalu selebihnya kamu hanya diam… Dik, tahukah kau, betapa banyak yang ingin ku tanyakan kepadamu? tapi aku tak ingin menambah penatmu dengan pertanyaan-pertanyaanku. Jadi ku biarkan saja kamu dalam diammu… hingga akhirnya kamu tertidur… Aku menatap wajahmu yang teduh dalam tidurmu… dik, sebenarnya apa yang terjadi denganmu ?

Lalu kamu punpamit, pergi tanpa sedikitpun cerita sebagaimana lazimnya….

Aku kembali dalam duniaku, Kuliahku, labku, amanah dakwahku… Dan.. Ya Rabb, aku kembali melupakanmu dik, hingga kemudian aku menerima sebuah telepon dari temanmu, “Kak, Diana sakit, sudah 1 minggu dia tidak masuk sekolah, kayaknya parah, kalau bisa kakak sempatkan waktu untuk menjenguknya, dia selalu menanyakan kakak dan akhwat-akhwat yang lain.” aku tercenung di ujung telepon, tak tahu harus berbuat apa..

Saat aku dan akhwat-akhwat lain tiba di rumahmu, segera kami ke kamarmu, kamar sempit yang pengap. Hatiku miris…, aku baru kali ini ke rumahmu dik. Rabb, aku baru menyadari betapa aku tidak memperhatikan saudaraku yang memberiku parhatian luar biasa selama ini. Hatiku perih melihat keadaanmu, tubuhmu begitu kurus seperti seonggok tulang berselimut kulit, aku bahkan tak mampu mengenalimu, tubuhku bergetar, dadaku sesak menahan tangis, air mataku jatuh tak mampu ku bendung..

Aku mendekatimu, kamu berusaha tersenyum tapi yang ku lihat adalah ringisan menahan sakit. Aku mencoba menahan perasaanku. Aku memelukmu, mencium keningmu, akhwat yang lain pun melakukan yang sama… kamu tersenyum, mencoba menggapai tanganmu, ku raih dan ku genggam tangan kurusmu… ku mencoba menghiburmu dengan berbagai cerita lucu, kamu tertawa, akwat-akhwat pun tertawa, tapi aku menangis di sini. Di lubuk hati terdalamku, meratapi keacuhanku…,Ketika ingin pamit, kau ingin menahanku, maafkan kakak dik, harusnya dulu aku menemanimu lebih lama dalam kesakitanmu…

Aku mencoba bertanya pada ibumu kenapa kamu tidak dibawa ke Rumah Sakit, dan kembali ku temukan jawaban yang menghempaskan perasaanku hingga hancur berkeping-keping, kau menderita kanker kelenjar getah bening. Dan karena ekonomi, tak punya biaya, kamu hanya di bawa ke puskesmas. Kamu sudah pernah dibawa ke RS tapi di keluarkan karena tak punya biaya… Rabbana, apa gunaku selama ini, inikah ukhuwah yang aku dengang-dengunkan selama ini? inikah ikatan persaudaraan bagai satu tubuh yang selalu aku ikrarkan dalam setiap majelis yang aku bawakan? inikah kasih sayang yang aku serukan? Tidak, aku harus melakukan sesuatu untukmu dik… Saat itu segera aku bertanya krpada kakakku, dan katanya aku harus mengambil surat keterangan tidak mampu untukmu agar kamu dapat segera di rawat secara gratis…Tunggu aku, aku akan berusaha… ku bisikkan padamu bahwa aku pasti kembali…

Aku kembali menjengukmu dik bersama hilda dan uphi serta beberapa akhwat lain. Aku belum berhasil menyelesaikan urusan surat miskin itu, ternyata harus dengan berbagai macam prosedur, tapi aku akan berusaha dik…Kali ini kondisimu semakin memburuk. Aku memelukmu dan dan kamu berkata “Ini kakak cenceng yah?” kamu tersenyum.. Aku terperanjat, Rabbana… Dik apa kamu sekarang tidak bisa melihatku ? kamu tersenyum dan berkata, “Kak, afwan kalo bicara suaranya di kencengin yah, aku sudah tidak bisa melihat dan mendengar lagi.”

Tubuhku bergetar, aku tahu wajahku pucat pasi saat itu, aku pun tak bisa membendung tumpahnya air mataku, aku menangis. Para akhwat menarikku menjauh darimu. Dalam pelukan akwat, aku tumpahkan segala rasaku, sedihku, penyesalanku, dan ketakutanku… aku takut kau tak mampu bertahan dik… sungguh aku sangat takut kehilanganmu.

Tiba-tiba kamu tidak sadarkan diri, tak lama kemudian kamu siuman lagi, begitu seterusnya… Allah, kurasakan aroma sakaratul maut semakin dekat di ruangan ini… ku raih tangan ringkihmu.. inilah tangan yang dulu sering memelukku dari belakang, menutup mataku dan menyuruhku menebak siapa dia, dan tentu saja aku tahu, tak ada tangan yang segemuk punyamu dik, saat aku menjawab, “Pasti si roti pawa” kamu tertawa… tapi kini tangan itu tak mampu bergerak lagi… Aku usap air mata di pipimu dik, kamu menangis, apakah kamu merindukanku, merindukan kami saudaramu, yang telah melupakanmu ? sudihkah kau memaafkan kami dik ? Aku mendekatkan bibirku ke telingamu, aku tak tahu apakah saat itu kau sadar atau tidak. Aku bisikkan kalimatullah. Aku menuntunmu menyebut nama-Nya “Laa Ilaaha illallaah…laa Ilaaha illallah…” bibirmu bergerak dan aku mendengarmu berkata “Allah…Allah..” Rabbana inikah sakaratul maut… sesakit inikah… Ya Rabbal izzati… Allahummagfirlahu, Allahummarhamhu… Ampunilah dia, Rahmatilah dia…

Aku baru selesai shalat subuh, yang kemudian aku lanjutkan dengan Al-Ma’tsurat dzikir pagi. Hari ini aku berencana mengambil surat keterangan miskin untukmu, yang dijanjikan selesai hari ini, aku sangat bersemangat. Kamu akan segera di rawat dik. Saat baru saja aku hendak mandi, telepon berbunyi, ternyata dari ukhti Uni, mungkin dia mengajak menjengukmu lagi, tentu saja aku mau, tapi aku salah, berita yang aku terima sungguh sangat membuatku terguncang.. “Ukhti, adik kita Diana… Innalillahi wa innailaihi Rojiun” Aku tak mau berburuk sangka ” Uni, kamu ngomong apa sih ? ada apa ? ngomongnya jangan nangis gitu dong…?” kataku mencoba menenangkan diri “Diana ukh, dia sudah nggak ada, dia meninggal tadi malam jam 01.00, kita doakan yah.. nanti kita sama-sama melayat ke rumahnya” Rabbana… aku terdiam, tak mampu berkata-kata, serasa ada benjolan besar di tenggorokanku yang siap meledak, aku terdiam, tak ku hiraukan uni yang terus memanggilku dan terus menyuruhku bersabar.. aku terduduk.. menangis.. aku tumpahkan segala kesedihanku, penyesalanku, keacuhanku, ketakpedulianku, keegoisanku…

Wajahmu terus berkelabat dalam benakku, senyummu, tawamu, manjamu, semangatmu… aku terus menangis…

Baru saja jenazahmu di bawa dari rumahmu. Ibumu sejak tadi tak sadarkan diri. Kakakmu yang kamu bilang membencimu ternyata sangat mencintaimu, dia yang merawatmu selama kamu sakit. Dik, begitu banyak orang yang datang melayatmu, menghantar jenazahmu, mensholatimu.. .aku hanya bisa diam menatap iringan membawamu ke tempat pembaringanmu meninggalkan kami…

Dik, kakak tak mampu menemanimu lagi seperti dulu, tak akan ada lagi telepon-teleponmu yang kini dan hingga kini ku rindukan dan selalu ku nanti tapi aku tahu hanya akan berbalas kesedihan. Tak ada lagi coklat-coklat kejutan rasa cintamu pada kami… Tak ada lagi cerita-ceritamu tentang masalah-masalahmu yang kini dan hingga kini selalu ku nantikan dan ku tahu hanya berbalas kecewa.

Dik, maafkan kakak, Semoga kau tenang disana, semoga kau dapat menahan himpitan kubur yang kita semua akan merasakannya. Rabbana… Lapangkanlah kuburnya, terangilah dengan cahaya-Mu, jauhkanlah dia dari adzab kubur… Bukakanlah pintu jannah-Mu, sungguh dia adalah mujahidah-Mu, dia adalah tentara yang memperjuangkan agama-Mu..
Ku tahu saat ini begitu banyak dari kami menangisi kepergianmu mujahidah, namun aku pun yakin, ribuan penduduk langit bersorak menyambut kedatanganmu dan ribuan malaikat menaungimu dalam hamparan sayapnya… dalam kedamaian di sisi Rabbmu… Pergilah adikku… kakak ridho..

“Kak, apa aku juga bisa disebut mujahidah ? aku kan tidak berperang” …tertawa…
“Tentu saja dik, setiap orang yang memperjuangkan agama Allah dan mati dalam keyakinan pada-Nya adalah seorang mujahid-mujahidah.” …

“Kak, aku mau berjilbab lebar seperti kakak, pantas nggak yah? aku kan gendut…?” …tersenyum malu…

“Kau akan sangat cantik dengan busana syar’i dik, masih adakah yang lebih penting dari kecantikan di mata Allah…?” ….Kau tertawa…
“Aku mauuuuu cantiiik di mata Allah…” …Tertawa riang….

*** Untuk adikku Diana tenanglah disana, dalam perlindunganNya, tak akan ada yang mampu menyakitimu dik…” ****

--semoga dapat di ambil hikmahnya, alam santun ukhuwah fillah

sumber :http://www.facebook.com/photo.php?fbid=418064671577732&set=a.314744665243067.100288.100001226095271&type=1&permPage=1

~""()"" AIR MATA CINTA ""()""~



Air mata cinta itu jatuh mengalir, menganak sungai, membentuk guliran-guliran bening ketika kepala berada di tempat terendah. Bahkan lebih rendah dari Dubur sekalipun. Sujud menghamba dengan penuh kesadaran. Berserah diri dengan serendah-rendahnya. Mengabdi dengan sehina-hinanya. Menghiba dengan sefakir-fakirnya. Begitulah manusia yang sadar akan dirinya sebagai hamba.

Kehinaan di dunia akan menjadi kehormatan ketika kita berserah kepadaNya. Kefakiran di dunia akan menjadi sebuah kekayaan ketika kita mengabdi kepadaNya. Keangkuhan di dunia menjadi ketidak berdayaan ketika berada di hadapanNya. Semua predikat yang menggambarkan kedudukan tinggi kita di dunia menjadi tidak berguna.

Tidak ada yang berharga selain keimanan yang suci. Tidak ada yang penting selain ibadah kepadaNya. Keangkuhan menjadi ketidakberdayaan ketika berhadapan denganNya. Diri menjadi sebongkah tanah tak berharga.
Selalu ada ketulusan yang menjadi arus air mata cinta itu. Selalu ada keikhlasan dalam hati-hati tunduk. Seperti inilah para salafusshalih menggapai puncak keimanan tertinggi. Menjadi hamba yang penuh ketundukan dan pengabdian. Dari sinilah mereka mendapatkan energi dan semangat untuk hidup. Tidak takut akan rintangan yang datang membadai. Tidak pernah gentar dengan ujian yang datang menghempas. Karena mereka selalu sadar dan yakin, bahwa ketika Allah menciptakan ujian dan cobaan, maka Allah pun pasti menciptakan kenikmatan dan kebahagiaan.


Air mata cinta selalu menghadirkan kesetiaan. Ikrar kesetiaan untuk berkorban. Ikrar yang tewajantahkan dalam sebuah perjuangan yang mendatangkan kemenangan. Kesetiaan yang mengantarkan jiwa-jiwa pengabdi menjadi pelaku sejarah dalam membangun peradaban mulia Al-Islam. Menjadikannya orang-orang yang tidak rela hanya duduk mematung tanpa ada konstribusi amal dalam perjuangan suci.


Air mata cinta itu selalu melahirkan optimisme dalam bekerja. Ada keyakinan yang membaja dalam bertindak. Sehingga apa yang mereka kerjakan selalu diawali dengan ketulusan. Mengharap keridhaan dan keberkahan dari Sang Penguasa tujuannya. Kegagalan bukanlah menjadi sebuah isyarat untuk mereka berhenti berjuang. Mereka akan terus berjuang sampai mereka mendapatkan sebuah kebahagiaan dan kemenangan.


Air mata cinta, menglir dari mata seorang perkasa Umar bin Khattab ketika mendengarkan surat cinta dari Rabbnya. Sang Singa Padang Pasir itu kini hanya menjadi manusia yang tidak memiliki kemampuan apa-apa dihadapan-Nya. Keperkasaan dan keangkuhan yang selama ini menguasai dirinya, berubah menjadi kelemah lembutan dan ketundukan jiwa. Kesombongan yang selama ini mengungkungnya, telah hancur berguguran dihantam badai keimanan.
Air mata Cinta, hanya akan dialirkan oleh mata-mata yang penuh kekhusukan. Ia hanya akan bisa dialirkan oleh mata yang memiliki tatapan cinta yang kuat. Bukan mata dengan tatapan liar.

Menangislah saudaraku. Menangislah. Karena sesungguhnya tangisan kita bukanlah tanda kehinaan dan kelemahan di dunia. Tapi tangisan kita menandakan bahawa kita adalah orang-orang yang kuat. Kita adalah manusia-manusia yang akan siap menjalani hidup. Walau dengan ujian dan rintangan yang bertubi sekalipun. Karena keyakinan bahwa Allah Sang Pengatur kehidupan akan selalu bersama kita. Ia telah menetapkan kehidupan untuk kita. Ia telah menentukan jalan dan arah langkah kita. Keyakinan inilah yang melahirkan ketidak ragu-raguan dalam menapaki hidup.
Menangislah atas nama cinta. Cinta kepada Ar-Rahman dan Ar-Rahim. Bukankah seorang pecinta akan selalu menangis ketika curhat kepada sang kekasih? Bukankah seorang rakyat akan selalu merengek dan bersimpuh ketika ia meminta sesuatu yang ia butuhkan kepada rajanya? Kalau demikian, lalu apa yang membuat kita malu untuk menagis dihadapan Sang Maha Perkasa?
Bukankah Allah telah berjanji dalam Ayat sucinya, bahwa cinta kita kepadaNya pasti terbalas?

“..Dia mencintai mereka dan merekapun mencintainya, bersikap lemah lembut terhadap orang-orang beriman, dan bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah yang diberikan kepada siapa-siapa yang dikehendaki. Dan Allah Mahaluas pemberianNya, Maha Mengetahui” (Al-Maidah : 54)

Lalu siapakah yang paling menepati janji selain Allah ?

---semoga bermanfaat dan bisa menjadi bahan renungan, salam santun ukhuwah isamiah..

sumber :http://www.facebook.com/photo.php?fbid=419229358127930&set=a.314744665243067.100288.100001226095271&type=1

”DEKLARASI” MENYIKAPI KHILAFIYAH

oleh :  Ust. Mudzoffar Jufri, MA

Alhamdulillah, wash-shalatu was-salamu ’ala Sayyidina Rasulillah, wa ’ala alihi, wa shahbihi, wa man waalaah, wa laa haula wa laa quwwata illa billah. Amma ba’du:

Dengan ini kami menyerukan dan mengajak seluruh muslimin dimanapun berada, untuk bersepakat dalam menyikapi adanya perbedaan pendapat dan madzhab diantara para imam dan ulama Ahlussunnah Waljamaah, dalam masalah-masalah khilafiyah ijtihadiyah, dengan butir-butir penyikapan dan kesepakatan sebagai berikut:

Pertama, kita semua sepakat menerima, mengakui dan mentolerir adanya perbedaan pendapat para imam dan ulama itu, sebagai hal yang normal dan wajar, karena ia merupakan buah alami dan konsekuensi logis dari ijtihad mereka. Serta sepakat menyikapi seluruh madzhab ulama Ahlussaunnah Waljamaah sebagai pilihan-pilihan yang secara umum ditolerir bagi siapapun untuk memilih madzhab apapun diantaranya.

Kedua, kita sepakat untuk selalu berusaha melakukan pemilihan diantara pendapat-pendapat dan madzhab-madzhab yang mu’tabar (diakui) itu secara bertanggung jawab, sesuai kapasitas dan kemampuan masing-masing. Dimana bagi ulama mujtahid, andai ada, pilihan harus dilakukan berdasarkan hasil ijtihadnya. Sedangkan bagi kalangan penuntut ilmu syar’i, yang telah mampu memahami dalil dan mendalami istidlal para ulama, pilihan didapat melalui jalan ber-ittiba’, yakni dengan mengikuti madzhab imam mujtahid disertai pemahaman akan dalilnya, dan atau dengan melakukan pengkajian serta perbandingan untuk menentukan pendapat yang rajih (kuat) menurutnya. Adapun bagi kaum muslimin kebanyakan yang awam sama sekali, maka batas kemampuan mereka hanyalah ber-taqlid, yakni mengikuti ulama rujukan terpercaya yang diakui kapasitas dan kredibilitasnya, meskipun tanpa harus tahu dalilnya dan paham istidlal-nya. Yang penting dalam ber-taqlid ini, minimal ada dua syarat utamanya, yaitu: bahwa ulama yang ditaqlidi dan diikuti adalah ulama yang tepat, dan bahwa taqlid dilakukan secara tulus dan ikhlas, yakni tidak dalam rangka memperturutkan hawa nafsu, misalnya dengan sekedar tatabbu’ur-rukhash (nyari-nyari yang serba ringan dan nyaman saja).

Ketiga, kita sepakat melihat dan menyikapi pendapat atau madzhab yang akhirnya dipilih dan diikuti oleh masing-masing diantara kita, sesuai cara dan pola yang telah disebutkan diatas, sebagai sebuah pilihan dan bukan sebagai sebuah keyakinan! Oleh karenanya, kita sepakat untuk tidak menunjukkan sikap mutlak-mutlakan terhadap pendapat yang kita pilih, begitu pula terhadap pendapat serta madzhab yang lain. Juga tidak menyikapi masalah khilafiyah ijtihadiyah ini dengan pola pendekatan haq-batil, atau sunnah-bid’ah, atau lurus-sesat, atau wala’ (cinta) dan bara’ (benci)! Namun selalu mengedepankan dan menonjolkan sikap toleransi sesuai tuntutan kebutuhan dan kemaslahatan, di bawah naungan prinsip ukhuwah islamiyah, dan berlandaskan semangat persatuan dan penyatuan ummat.

Keempat, kita semua sepakat untuk tetap dan senantiasa mengutamakan, mengedepankan dan memprioritaskan masalah-masalah ushul (prinsip) yang telah disepakati atas masalah-masalah furu’ (non prinsip) yang diperselisihkan. Atau dengan kata lain, kita wajib selalu mengutamakan dan mendahulukan masalah-masalah ijma’ atas masalah-masalah khilafiyah. Sehingga jangan sampai perhatian dan kesibukan kita yang besar terhadap masalah-masalah khilafiyah, mengalahkan dan mengorbankan perhatian serta kesibukan kita terhadap masalah-masalah pokok yang disepakati.

Kelima, kita sepakat bahwa, untuk praktek pribadi, dan dalam masalah-masalah khilafiyah yang bersifat personal individual, masing-masing kita berhak mengikuti dan memgamalkan pendapat atau madzhab yang rajih (kuat) menurut pilihannya. Meskipun sangat afdhal pula jika ia memilih sikap yang lebih berhati-hati (ihtiyath) dalam rangka menghindari ikhtilaf (perbedaan pendapat), sesuai dengan kaidah ”al-khuruj minal khilaf mustahabb” (keluar dan lepas dari wilayah khilafiyah adalah sangat dianjurkan). Sementara itu terhadap orang lain dan atau dalam hal-hal khilafiyah yang terkait dengan kemaslahatan bersama, kita semua sepakat untuk mengambil sikap melonggarkan dan bertoleransi (tausi’ah & tasamuh). Atau dengan kata lain, jika kaidah dan sikap dasar dalam masalah-masalah khilafiyah yang bersifat personal individual, adalah melaksanakan yang rajih menurut pilihan kita masing-masing. Maka kaidah dan sikap dasar dalam masalah-masalah khilafiyah yang bersifat kebersamaan, kejamaahan, kemasyarakatan, dan keummatan, adalah dengan mengedepankan sikap toleransi dan bahkan kompromi. Termasuk sampai pada tingkat kesiapan untuk mengikuti dan melaksanakan pendapat atau madzhab lain yang menurut kita marjuh (lemah) sekalipun, jika memang ada kemaslahatan untuk itu.

Keenam, kita semua sepakat untuk menjadikan masalah-masalah ushul (prinsip) yang disepakati, yakni masalah-masalah ijma’ – dan bukan masalah-masalah furu’ ijtihadiyah khilafiyah – sebagai standar komitmen dan ukuran keistiqamahan seorang muslim. Jadi tidak dibenarkan misalnya kita menilai seseorang itu istiqamah atau tidak dan komit atau tidak, berdasarkan standar masalah-masalah khilafiyah. Sehingga misalnya akan dinilai istiqamah dan komit jika ia mengikuti madzhab atau pendapat tertentu, sementara akan dinilai tidak istiqamah dan tidak komit jika menganut madzhab atau pendapat yang lain. Bahkan yang benar adalah bahwa, siapapun yang menjalankan ajaran Islam sesuai standar batasan prinsip, maka ia adalah orang Islam yang istiqamah dan komit, apapun madzhab atau pendapat di antara madzhab-madzhab atau pendapat-pendapat ulama mu’tabar, yang diikuti dan dianutnya.

Ketujuh, kita harus sepakat untuk senantiasa menjaga agar ikhtilaf (perbedaan) diantara kita dalam masalah-masalah furu’ ijtihadiyah, tetap berada di wilayah wacana pemikiran dan wawasan keilmuan serta pemahaman saja, dan tidak masuk atau berpindah ke wilayah hati. Agar perbedaan kita itu tetap sebagai perbedaan keragaman (ikhtilafut-tanawwu’) yang ditolerir dan bahkan indah, dan tidak berubah menjadi perselisihan perpecahan (ikhtilafut-tafarruq) yang tercela, dan yang akan merusak ukhuwah serta melemahkan sikap saling tsiqoh (percaya) di antara sesama kaum mukminin.

Kedelapan, kita semua sepakat untuk menyikapi orang lain, kelompok lain atau penganut nadzhab lain, dalam konteks khilafiyah dimaksud, sesuai dan berdasarkan kaidah penyikapan berikut ini: Perlakukan dan sikapilah orang lain, kelompok lain dan penganut madzhab lain sebagaimana engkau, kelompok dan madzhabmu ingin diperlakukan dan disikapi! Serta janganlah memperlakukan dan menyikapi orang lain, kelompok lain dan pengikut madzhab lain dengan perlakuan dan penyikapan yang tidak engkau inginkan dan tidak engkau sukai untuk dirimu, kelompokmu atau madzhabmu! Dan ini tidak lain adalah salah satu bentuk penerapan terhadap makna dan kandungan hadits terkenal (yang artinya): "Tidaklah sempurna iman seseorang di antara kamu sampai ia menyukai untuk saudaranya apa-apa yang ia sukai untuk dirinya sendiri" (HR. Muttafaq 'alaih dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu).

Kesembilan, kita semua harus sepakat untuk menilai, menyikapi dan memperlakukan praktik penganut, pengikut atau pemilih madzhab lain, berdasarkan sudut pandang madzhab yang bersangkutan, dan bukan berdasarkan sudut pandang madzhab kita, yang tentu saja berbeda dan bahkan bertentangan dengannya. Karena hanya dengan prinsip dan cara pandang seperti inilah, kita bisa memiliki sikap toleransi dan bahkan kompromi dalam masalah-masalah khilafiyah ijtihadiyah, seperti yang telah disebutkan diatas. Dan sekaligus hanya prinsip dan cara pandang ini pulalah yang bisa menjelaskan dan menanfsirkan sikap toleransi dan kompromi para ulama salaf dalam hal-hal khilafiyah ijtihadiyah, yang bahkan sampai pada tingkat kesiapan mereka – dalam kondisi-kondisi tertentu – untuk "mengalah" dan mengikuti pendapat atau madzhab imam mujtahid lain, seperti dalam banyak contoh dan teladan dari sirah mereka.

Akhirnya, marilah kita semua berdoa dengan tulus, ikhlas, khusyu', tawadhu' dan sungguh-sungguh :
Allaahumma Rabba Jibraa-iil wa Miikaa-iil wa Israafiil, Faathiras-samaawaati wal-ardh, 'Aalimal ghaibi wasy-syahaadah, Anta tahkumu baina 'ibaadika fiimaa kaanuu fiihi yakhtalifuun. Ihdinaa lima-khtulifa fiihi minal-haqqi bi-idznik, innaka tahdii man tasyaa-u ilaa shiraathim-mustaqiim! (Ya Allah, Rabb Jibrail, Mikail dan Israfil, Pencipta langit dan bumi, Yang Maha Mengetahui alam ghaib dan alam nyata, Engkau-lah Yang memutuskan diantara hamba-hamba-Mu, dalam (hal-hal) yang mereka perselisihkan. Tunjukilah kami pada kebenaran dalam (hal-hal) yang diperselisihkan itu, dengan izin-Mu. Sesungguhnya Engkau-lah Yang memberi petunjuk bagi orang yang Engkau kehendaki, kepada jalan yang lurus!)
Subhaanakal-Laahumma wa bihamdika, asyhadu allaa ilaaha illaa Anta, astaghfiruka, wa atuubu ilaik!

Wallahul Muwaffiq ilaa aqwamith-thariiq, wa Huwal Haadii ilaa sawaa-issabiil.
Wa aakhiru da’waanaa anil-hamdu lillahi Rabbil-’aalamiin.
Wa shallallahu wa sallama ’alaa sayyidina Muhammad wa ’alaa aalihi wa shahbihi ajma’iin.

"Belajar dari Mursi" - Editorial MetroTV

Editorial Media Indonesia di MetroTV pagi ini (Rabu, 27/6/12)

INDONESIA boleh berbangga menjadi salah satu negara demokrasi terbesar di dunia. Namun, untuk mengelola negara, negeri ini masih harus berguru dari mancanegara termasuk Mesir.

Mesir memang baru saja menjelma sebagai negara demokrasi. Untuk kali pertama setelah era monarki berakhir pada 1953, mereka memiliki pemimpin dari kalangan sipil dengan terpilihnya Muhammad Mursi sebagai presiden, Minggu (24/6).

Mursi mengalahkan Ahmed Shafiq, mantan perdana menteri di era diktator Hosni Mubarak. Pemimpin Ikhwanul Muslimin itu meraup 51,73% suara berbanding 48,37% suara dari 50,3 juta warga yang menggunakan hak pilih.

Kemenangan Mursi merupakan awal dari masa depan yang lebih menjanjikan bagi rakyat Mesir setelah puluhan tahun terkungkung kekuasaan militer.

Kekhawatiran bahwa Mursi akan tetap mengekang kehidupan karena ia berasal dari partai politik beraliran keras tidak beralasan.

Pidato kemenangan yang ia gelorakan menyejukkan semua kalangan. Mursi, misalnya, menyatakan siap menjadi pemimpin bagi semua warga Mesir. Ia menyerukan persatuan nasional setelah seluruh energi dan darah rakyat terkuras menggulingkan Mubarak, kemudian tersita pada perlombaan polarisasi selama pemilu.

Bagi Mursi, seluruh rakyat Mesir entah itu buruh, sopir bus, pedagang, masinis, atau pelajar adalah keluarganya. Bagi Mursi, sekat-sekat agama dan status merupakan musuh peradaban yang wajib dirobohkan.

Mursi pun tidak menganggap dirinya sebagai penguasa. Rakyatlah yang akan menjadi sumber kekuasaan. Dia merasa tak memiliki hak, yang ada hanyalah kewajiban. Kewajiban sebagai pelayan untuk melayani rakyat.

Mursi memang baru empat hari terpilih sebagai Presiden Mesir dan akan dilantik pada Sabtu (30/6) nanti. Namun, seabrek pelajaran berharga sudah bertaburan darinya. Pidato yang ia sampaikan sarat dengan petuah yang patut diteladani oleh pengelola Republik ini.

Mursi mengajarkan bagaimana seharusnya seorang pemimpin bersikap. Ia menempatkan diri bukan sebagai penguasa, melainkan pelayan. Ia menempatkan toleransi di atas segala-galanya. Ia mengubur dalam-dalam perbedaan.

Sikap-sikap itulah yang semestinya menjadi pijakan para pemimpin dan elite negeri ini. Akan tetapi, fakta yang ada justru sebaliknya. Bukannya menjadi pelayan, mereka malah meminta dilayani.

Pemimpin di Republik ini terus berasyik ria memanjakan diri dan selalu surplus syahwat untuk menggerus uang rakyat lewat korupsi. Mereka juga masih cenderung membiarkan, bahkan terkesan memfasilitasi kekerasan atas nama agama. Intoleransi diberi ruang seluas-luasnya.

Mursi sebenarnya bukanlah contoh pertama bagaimana menakhodai negara.

Seabrek pelajaran ditunjukkan para pemimpin mancanegara. Pada Februari silam, Presiden Jerman Christian Wulff mengajarkan kita untuk sekadar memiliki rasa malu. Wulff mundur karena malu diguncang pemberitaan skandal korupsi.

Banyak pemimpin di Brasil, Jepang, atau Korea yang juga menyodorkan teladan bagaimana bersikap kesatria.

Pelajaran demi pelajaran soal mengelola negara terus bertaburan dari luar negeri. Sayangnya, itu semua tak pernah membuat pemimpin dan elite negeri ini menjadi pintar, bersih, dan arif.[]


*http://www.metrotvnews.com/read/newsprograms/2012/06/27/13069/121/Belajar-dari-Mursi

Permasalahan Kesehatan di Indonesia lebih besar

ketimbang kampanyekan Kondom
Jakarta – Rapat kerja (Raker) Komisi IX DPR dengan Menteri Kesehatan baru Nafsiah Mboi di komplek parlemen berlangsung di sambut dengan berbagai keritikan dan Intrupsi dari beberapa Anggota DPR Komisi IX salah satunya dari Anggota Komisi IX DPR dari FPKS Herlini Amran.

“Dengan tegas Saya menolak kampanye Pemerintah untuk meningkatkan penggunaan kondom pada remaja dan masyarakat di Indonesia. Justru yang perlu ditingkatkan adalah sosialisasi dari dampak Sex bebas,” ujar Anggota Komisi IX DPR Herlini Amran saat raker dengan jajaran Menkes di Gedung DPR, Senin (25/06).

Sepeninggal Almarhumah Ex Menkes Bu Endang, menurut Anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera ini bahwa tantangan kerja Kemenkes terkait permasalahan kesehatan di Indonesia tidaklah ringan, “Jangan hanya sekadar mengkempanyekan kondom ataupun prevalensi HIV/AIDS yang justru malah mengundang kontroversi di masyarakat,” ujarnya.

Lebih jauh menurut Herlini, yang perlu segera dilakukan Kemenkes adalah harus melakukan terobosan ‘briliant’ untuk menjawab masalah kelangkaan dan distribusi tenaga kesehatan di berbagai daerah (terutama DTPK), merespon kasus-kasus gizi buruk yang masih saja bermunculan di lokasi yang berbatasan langsung dengan ibu kota hingga pelosok, menyiapkan fasilitas dan tenaga kesehatan guna merealisasikan hajatan maha besar bangsa kita, yakni BPJS Kesehatan 2014.

Kemudian, melakukan langkah-langkah berani guna mewujudkan ketahanan obat nasional, menciptakan sistem tanggap berskala nasional terhadap potensi pandemi/wabah penyakit menular yang kerap berulang dari tahun ke tahun, mengontrol penggunaan anggaran kementerian agar lebih tepat sasaran dan laporannya tidak lagi-lagi berstatus disclaimer, dan menggerakkan paradigma hidup sehat di semua lapisan masyarakat melalui aksi nyata program kesehatan promotif dan preventif.

Hal-hal itulah yang menurut Legislator asal Dapil Kepuluan Riau yang lebih penting ketimbang sekedar mengkampanyekan kondom, “Apalagi yang sangat saya sesalkan Ibu Menkes mengkampanyekan di awal-awal terpilihnya menjadi Menkes baru menggantikan Almarhumah Ibu Endang,” pungkasnya.



___________ posted by: Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Kejayaan Indonesia

Ternyata Presiden Mesir Muhammad Mursi Pernah ke Indonesia Bantu Tsunami Aceh

Kunjungan DR Mursi (no.4 dari kiri) ke Aceh 2005



Ternyata Presiden Mesir yang baru DR. Muhammad Mursi (no. 4 dari kiri) pernah berkunjung ke tanah air dalam lawatannya ke kota Banda Aceh saat terjadinya musibah tsunami akhir 2004. Beliau datang awal tahun 2005 bersama Tim Kemanusiaan Mesir dalam rangka membantu recovery aceh pasca tsunami.

Beliau dan rombongan sedang menjalankan misi kemanusiaan dengan membawa makanan dan obat-obatan bagi para korban tsunami saat itu. Pada kesempatan tersebut beliau juga menyempatkan berfoto bersama dengan para relawan lokal (yg bersandal jepit :D).


*sumber: http://www.facebook.com/photo.php?fbid=10151000318277608&set=p.10151000318277608&type=1&theater

KKN 2012 UNIVERSITAS MUHAMMMADIYAH SURABAYA

Mursi Menangi Pilpres Mesir

 
AFP/MARWAN NAAMANI Pedagang menjual atribut bergambar foto calon presiden Mesir, Mohamed Mursi, dari Ikhwanul Muslimin. Mursi diumumkan sebagai pemenang Pilpres Mesir, Minggu (24/6/2012), dengan mengalahkan pesaingnya, Ahmad Shafiq.

KAIRO, KOMPAS.com - Mohamed Mursi terpilih sebagai presiden baru Mesir setelah dinyatakan menang dalam dalam pemilihan presiden yang diumumkan pada Minggu (24/6/2012). Mursi mengalahkan Ahmad Shafiq dan akan menjadi presiden pertama Mesir setelah jatuhnya kekuasaan Hosni Mubarak.

Komisi pemilihan umum Mesir, Minggu menyatakan, Mursi dari Ikhwanul Muslimin menang dengan 51,7 persen dukungan dengan total peroleh 13.230.131 suara. Ia mengalahkan Shafiq, mantan Perdana Menteri Mesir di era Mubarak, yang memperoleh suara 48,3 persen atau 12.347.380 suara. Jumlah tersebut hanya separuh dari jumlah pemilik hak suara yang diperkirakan mencapai 50 juta suara.

"Pemenang dalam Pilpres Mesir pada 16-17 Juni adalah Mohamed Mursi Eissa al-Ayat," kata Ketua Pemilu Mesir Faruq Sultan, Minggu.

Pengumuman kemenangan Mursi itu disambut gegap gempita jutaan para pendukungnya yang berkumpul di Alun-alun Tahrir, Kairo, Minggu siang waktu setempat. Para pendukung menembakkan kembang api, bernyanyi, dan menari bersama.

DIBALIK PERMAINAN DAKON

Dakon
masih ingatkah kawan, permainan sewaktu kita kecil dulu !!!.
a. Permainan Dakon
Dakon adalah suatu permainan tradisional. Di luar Jawa, permainan ini lebih dikenal dengan nama congklak. Permainan dakon dilakukan oleh dua orang. Pada papannya terdapat dua baris dengan 5,6,7 atau 9 lobang kecil yang saling berhadapan dan 2 lobang besar di kedua sisinya. Dalam permainan mereka menggunakan [ jumlah lobang kecil x 7 ] buah biji. Umumnya bijinya adalah kerang, batu-batuan atau kelereng.
Pada awalnya setiap lobang kecil diisi dengan 7 buah biji. Dua orang pemain yang berhadapan, salah seorang yang memulai dapat memilih lobang yang akan diambil dan meletakkan satu ke lobang di sebelah kanannya dan seterusnya. Bila biji habis di lobang kecil yang berisi biji lainnya, dia dapat mengambil biji-biji tersebut dan melanjutkan mengisi, bisa habis di lobang besar miliknya maka dia dapat melanjutkan dengan memilih lobang kecil di sisinya. Bila habis di lobang kecil di sisinya maka dia berhenti dan mengambil seluruh biji di sisi yang berhadapan. Tetapi bila berhenti di lobang kosong di sisi lawan maka dia berhenti dan tidak mendapatkan apa-apa. Pemenangnya adalah yang mendapatkan biji tebanyak di lobang besarnya
b. Cara Memainkan
Sebelum bermain, peserta melakukan ping sut dulu untuk menentukan siapa yang bermain lebih dulu. Setelah itu, biji sawo yang berjumlah 98 disebar dalam setiap lubang di papan dakon, kecuali lubang di pojok kanan dan kiri. Jadi, setiap lubang berisi 7 biji sawo dan setiap peserta memiliki 49 biji sawo yang tersebar di 7 lubang yang ada di depannya. Permainan dimulai dengan mengambil seluruh biji di satu lubang dan menyebarnya satu per satu di lubang lain secara urut.
Untuk menyebar biji, ada beberapa aturan. Biji yang diambil dari satu lubang, dimasukkan ke lubang berikutnya satu per satu secara urut, termasuk ke lubang lawan. Jika melewati lubang pojok yang menjadi milik kita, maka satu biji yang kita genggam ditaruh di sana. Tapi, jika melewati lubang pojok milik lawan, kita tidak boleh menaruh biji sawo di dalamnya. Sebabnya, tentu saja agar jumlah biji sawo milik lawan tak bertambah banyak.
Mau menang? Ada beberapa triknya, semoga anda masih ingat. Misalnya, sebelum bermain, peserta memilih dahulu biji pada lubang mana yang akan disebar. Tujuannya agar biji terakhir dari kumpulan biji yang disebar bisa jatuh di lubang yang kosong. Kalau biji jatuh di lubang yang kosong, anda bisa mikul atau nembak. Dan, bila berhasil, akan semakin banyak biji yang terkumpul di lubang pojok milik anda, sehingga bisa memenangkan permainan.
Untuk bisa mikul atau nembak, ada syaratnya. Mikul atau memikul bisa dilakukan bila biji terakhir yang disebar jatuh ke lubang kosong milik lawan, jadi anda bisa mengambil biji yang berada di kanan dan kiri lubang kosong itu untuk ditaruh di lubang pojok milik anda. Sementara nembak atau menembak, bisa dilakukan bila biji terakhir yang disebar jatuh ke lubang kosong milik anda, sehingga bisa mengambil biji di lubang lawan yang ada di seberang lubang kosong milik anda.
Nah, bagaimana? Ingin memainkannya lagi. Anda bisa membeli alat-alat permainannya di beberapa toko di Yogyakarta. Beberapa toko menjual papan dakon yang berbahan plastik, dengan biji yang terbuat dari plastik pula. Tapi, ada juga toko yang menjual alat permainan dari bahan kayu, tapi dengan harga yang tentu lebih mahal. Banyak orang justru membeli peralatan dakon dari kayu hanya untuk hiasan.
Saat main, mungkin anda akan bisa mengingat kecurangan-kecurangan yang pernah anda lakukan. Misalnya, berusaha mengecoh pandangan lawan sehingga bisa menyembunyikan satu atau dua biji agar biji terakhir yang disebar jatuh di lubang kosong. Atau, kecurangan-kecurangan lain yang kadang membuat permainan ini menjadi lebih seru. Coba ingat-ingat lagi apa yang pernah anda lakukan saat bermain dakon, pasti anda akan tertawa sendiri mengenangnya.
Bagi anda yang belum pernah memainkannya, inilah saatnya mencoba. Banyak pakar yang percaya bahwa lewat permainan ini kemampuan berhitung dan kecermatan melihat

Selain itu juga ada hikmah yang bisa diambil dalam permainan ini :
Ternyata permainan ini sangatlah berguna bagi kita karena dengan bermain dakon 
secara otomatis kita telah belajar berhitung pula....
kita belajar mengatur strategi bagaimana memenangkan permainan ini. dengan bermain dakon ini kita juga belajar matematika. Tanpa di sadari kita sudah belajar berhitung.. 
permainan ini sangatlah cocok untuk di terapkan dalam pembelajaran matematika.
Apalagi jika di waktu istirahat murid kita kita ajak bermain 'dakon'  pastilah mereka sangat senang....
Diingatkan bahwa manusia harus ikhlas berbagi, menabung sedikit2 di lumbungnya yang akhirnya menjadi bukit, tidak merasa mempunyai sepenuhnya, karena semua hanya titipan, sewaktu waktu bisa diambil utk dibagikan, sabar menunggu pembagian rezeki, dan yang terakhir, waktu ngedor bahwa sekali2 mendapat rezeki yang tak terduga
hem... salah satu edukasi yang cukup baik kan...!!!!

Corel Draw Tutorial : Membuat Spanduk [ Repost ]

Saturday, July 03, 2010 // 14 Komentar disini // KentDesign // Category: Corel Draw Tutorial // Untuk memenuhi permintaan rekan2 yang koment disini, saya repost posting "Corel Draw Tutorial : Membuat Spanduk" yang dikarenakan akun penulis postingan ini telah dihapus oleh siMbah..google... mohon ma'af atas ketidaknyamanan ini..semoga dengan repost ini bisa membantu dan bermanfa'at.



Hallo, sobat-sobat Blogger .... kita ketemu lagi nih. Aduhh .... capek banget, habis beberapa minggu kemarin, penulis disibukkan dengan begitu banyak kerjaan dari klien-klien penulis (wah... kayak orang top aja). Iya emang bener .... pokoknya macem-macem deh. Soalnya penulis neeh ... biar jelek-jelek gini, tapi juga master design di tempat penulis (walah .... kok malah ngelantur).
OK langsung saja. Kali ini penulis mengajak sobat-sobat untuk sama-sama belajar membuat spanduk. Yang ingin penulis tekankan di sini adalah proses pembuatannya, bukan hasilnya. Soal bagus tidaknya hasil dari desain ini, tergantung ide masing-masing sobat. Yang penting adalah kita kenal dan hapal dulu menu-menu yang ada di Corel Draw.
Baiklah, mari kita mulai.

Membuat Background

1. Pertama-tama, kita buat dulu Kotak persegi panjang yang akan digunakan sebagai background.

Sebagai contoh :
- Biasanya ukuran normal spanduk adalah 5 s/d 7 meter x 1 meter.




2. Buat isi warna background dengan menu Fountain Fill
Tekan dan tahan ikon Botol Cat miring (walah ... ini cuma istilah penulis saja, jangan ditertawakan ... he .. he ... ) dalam menu toolbox (kira-kira tombol nomor 2 dari bawah


3. Pilih ikon Fountain Fill Dialog (Bisa langsung menekan tombol F11)
4. Atur perpaduan warna dan arah gradasinya sesuai selera anda.
- Selesai

Menambahkan beberapa obyek sebagai penghias background
- Anda bisa menambahkan beberapa obyek dengan membuat sendiri, download, atau dari koleksi milik anda sendiri.
- Sebagai contoh penulis memakai gambar hasil download di internat

6. Letakkan obyek tersebut di pojok kanan bawah.
Tips & Trik : Pilih obyek tambahan, tekan tombol Shift dan jangan dilepaskan, lalu pilih obyek background utama (kotak persegi panjang) lalu lepaskan tombol Shift.
Tekan tombol R (untuk membuat kedua obyek rata sisi kanan) dan tekan tombol B (untuk membuat kedua obyek rata sisi bawah). Beres...

7. Buat sebagian obyek tambahan tadi tampak sedikit transparan di sebelah pojok kiri atasnya. Pilih obyek tambahan pertama tadi, lalu klik ikon Interactive Transparency Tool (Satu group dengan Interactive Blend Tool, Interactive Countur Tool, Interactive Shadow Tool, dll. seperti yang sudah pernah penulis bahas dalam tutorial edisi yang lalu).

Buat transparency dari arah kanan bawah menuju kiri atas obyek.




Sudah ...? Berikut ini hasilnya.


8. Tambahkan lagi di pojok kanan atas obyek kotak-kotak berjajar.
- Buat kotak dengan Rectangle Tool (tekan F6) dengan ukuran 9 x 9 cm.
- Buat tiap sudut-sudutnya menjadi tumpul. Pilih Shape Tool (Icon yang berada di bawah Pick Tool / kira-kira tombol nomor dua dari atas). Arahkan pointer ke salah satu sudutnya. Geser ke arah kiri/ kanan / atas / bawah. Lihat hasilnya .... sesuaikan dengan selera anda.


- Buat duplikat dari obyek kotak tadi. Caranya : anda bisa memakai cara freestyle yang biasa penulis lakukan (tapi butuh ketelitian dan latihan bro ....). Pilih obyek kotak, Tekan dan tahan tombol Ctrl lalu geser ke arah kanan / kiri / atas / bawah. Sambil terus menekan tombol Ctrl, klik kanan mouse. Sekarang lepaskan jari-jari anda dari tombol dan jangan menekan apapun dulu. Sudah ....? Tekan tombol Ctrl + D (Sambil menekan tombol Ctrl, tekan juga tombol D pada keyboard), lakukan berulang-ulang hingga jumlah yang anda inginkan. (Bagi yang belum pernah melakukan trik ini pasti agak sedikit kerepotan, karena hasilnya berbeda. Biasanya muncul dialog box berupa konfirmasi. Klik saja Cancel, lalu ulangi langkah di atas tadi. Pasti deh dialog box-nya tidak akan muncul lagi).

Tips : Lihat di Property Bar. Perhatikan bahwa setiap kali anda meng-Klik tombol yang ada di Toolbox, menu yang ada di Property Bar akan berubah. Di situlah tempat anda bisa mengatur parameter-parameter untuk tiap tombol yang ada di Toolbox tadi.




Alternatif duplikat obyek dengan menggunakan Kotak dialog Transformations :

9. Lihat di sebelah kanan lembar kerja anda. Jika sudah ada tab Transformations, anda bisa langsung menggunakannya dengan meng-klik-nya saja.
Kalau belum, Klik menu Window > Dockers > Transformations > Position.




Atur ukuran jarak duplikasinya. Misal : jika ukuran obyek yang ingin anda buat duplikasi berjejer dan saling bertemu sisi-sisinya adalah 9 cm, berarti jika anda ingin membuat duplikatnya ke arah kanan, anda harus mengisi nilai 9 cm pada kolom H (dengan asumsi unit Ruler lembar kerja anda adalah centimeter ) dan nilai 0 pada kolom V. Jika sebaliknya, anda harus mengisi nilai -9 cm pada kolom H. Begitu juga jika anda ingin membuat duplikat ke arah vertikal (atas), anda harus mengisi 9 cm pada kolom V, dan seterusnya. Jika anda ingin memberi jarak antar obyek, tambahkan nilai di belakang angka 9. Misal : 9,1 ; 9,5 ; 11 ; dan seterusnya. Sudah bosss ..... capek nih ngetik terus.



Tips : untuk mengubah unit Ruler pada lembar kerja anda, hilangkan semua seleksi obyek dengan mengklik di area kosong pada lembar kerja anda. Pada Property Bar, cari tulisan Units. Sudah boss ...? ubah unitnya menjadi centimeter.


Atau jika ingin agar setiap kali anda membuat dokumen baru, unit rulernya adalah centimeter, klik menu Tools > Options. Double klik tab Document. Beri centang pada Save options as defaults for new documents. Pastikan semua opsi di bawahnya juga tercentang semuanya.




Lalu masuk pada sub tab Page. Abaikan saja opsi centangnya. Masuk pada sub tab Size. Atur parameternya seperti tampak pada gambar di bawah ini. Ket : pada kolom paper tertulis Government Legal. Itu adalah ukuran Folio yang biasa penulis gunakan. Silahkan anda rubah sesuai kebutuhan anda.



10. Seleksi semua obyek kotak tadi dengan mode area selection (klik tombol kiri mouse dan drag sehingga semua obyek kotak tadi terseleksi).

Tekan Ctrl + G (untuk membuat obyek yang diseleksi tadi sebagai satu kesatuan / group). Selesai...eh tapi kok kurang menarik ya ....? Biar kelihatan lebih menarik, anda bisa mengaplikasikan langkah No. 7 pada obyek kotak yang telah digroup tadi. Langkahnya sama. Silahkan anda berkreasi dengan ide anda sendiri. OK Boss ..... Lanjut

Bekerja dengan PowerClip
11. Tambahkan lagi obyek di sebelah kiri kotak background spanduk tadi. Sebagai contoh kali ini penulis akan mengaplikaskan menu efek Powerclip. Caranya mudah kok.
- Ambil gambar sesuai kreasi anda.
- Letakkan di sebelah kiri halaman kerja anda (orientasinya nanti obyek tersebut akan diletakkan di pojok kiri bawah dari obyek background utama).
- Pilih gambar tersebut, lalu klik menu Effect > Powerclip > Place Inside Container, lalu Klik pada obyek background utama.
Sekarang obyek tersebut sudah berada dalam obyek kotak background utama. Tapi kok ada di tengahnya ya ...? Gampang ..! Untuk mengaturnya, anda bisa klik kanan background utama, pilih Edit Contents.
Geser obyek tadi ke sudut kiri bawah dari area persegi panjang background utama. Jika sudah selesai, klik kanan pada obyek yang ada di dalamnya, pilih Finish Editing This Level. Beres kan ...?

Trik : Biar anda tidak selalu harus kerepotan dengan langkah di atas tadi, sebelum menggunakan menu Effect > Powerclip, atur dulu agar setiap kali anda menggunakan menu tersebut, obyek yang berada di dalamnya tidak selalu berada di tengah obyek tujuan. (dalam hal ini obyek yang berada dalam background utama). Caranya, klik menu Tools > Options. Arahkan mouse anda ke tab Edit (berada dalam group tab Workspace). Hilangkan centang Auto-center new PowerClip contents. Coba lihat hasilnya....



Sudah beres kan ?

Membuat Teks Isi Spanduk
10. Ketikkan beberapa kata atau kalimat sebagai isi dari spanduk tersebut sesuai keperluan.
Tambahkan beberapa efek seperti Interactive Drop Shadow Tool, Interactive Countur Tool, dll., seperti yang telah penulis bahas dalam tutorial sebelumnya, sehingga hasilnya akan seperti di bawah ini .....



11. Jangan lupa ... dan jangan lupa. Simpan hasil pekerjaan anda. Biasakan selalu menyimpan hasil kerja sesering mungkin. Karena jika tidak, itu BERBAHAYA .......

OK deh, Selamat mencoba .... semoga bermanfaat.

Dibuat oleh : Kent Design @ Juni 2009
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. KISAH HIDUPKU.... - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger