-Ganti almt yg url merah di atas dgn url yang tadi anda buat di http://code.google.com/hosting/
Latest Movie :


Recent Movies

MENGAPA SEBAGIAN BESAR ORANG-ORANG TUA SUKSES TIDAK MAMPU MELAHIRKAN ANAK SUKSES


Apakah fenomena ini juga sepertinya akan terjadi di keluarga kita?

Apakah faktor penyebab utamanya ?

Seringkali orang tua memiliki niat yg baik, namun sering kali juga niat baik tersebut ditempuh dengan cara yg kurang tepat sehingga hasilnyapun mungkin tidak seuai yg diharapkan.

Salah satu penyebab mengapa ORANG TUA SUKSES TIDAK MELAHIRKAN ANAK-ANAK SUKSES adalah karena adanya pandangan orang tua sukses yg mengatakan;

"Nanti jika saya sudah menjadi orang sukses, maka saya tidak ingin pengalaman2 pahit/getir yg dulu pernah saya alami dan rasakan disepanjang masa kecil saya dialami/dirasakan kembali oleh anak-anak saya."

Sepintas niat ini memang baik, sepintas kelihatannya sepertinya benar sebagai wujud cinta kasih orang tua pada anak, padahal karena pandangan semacam inilah justru kebanyakan orang tua pada akhirnya tak mampu melahirkan anak-anak yg sukses seperti dirinya atau bahkan lebih sukses lagi.

Mengapa ?

Coba perhatikan baik-baik kalimat; "SAYA TIDAK INGIN ANAK SAYA MERASAKAN KEMBALI PENGALAMAN2 PAHIT/GETIR YG DULU PERNAH SAYA RASAKAN/ALAMI DISEPANJANG MASA KECIL SAYA".

Sadarkah kita bahwa Sesungguhnya justru PENGALAMAN DEMI PENGALAMAN PAHIT/GETIR YG KITA RASAKAN INILAH YG SESUNGGUHNYA TELAH MENEMPA DAN MENGGEMBLENG KITA MENJADI ORANG YG TANGGUH DAN TEGAR HINGGA AKHIRNYA BISA MENCAPAI SUKSES SEPERTI YG KITA RAIH SEKARANG INI.

Jadi jika anak kita tidak lagi kita izinkan untuk bisa merasakan pengalaman demi pengalaman pahit yg dulu pernah kita alami dan rasakan, jelas saja dia akan menjadi anak yg lemah,tidak mandiri dan tangguh seperti kita dulu, padahal rata2 orang sukses adalah orang-orang yg berhasil mengatasi kesulitan demi kesulitan hidup dan bukan orang yg banyak diberikan kemudahan dan fasilitas oleh orang tuanya.

Sejarah telah membuktikan bahwa semua orang sukses adalah orang2 yg hidupnya penuh tantangan dan cobaan dan bukannya penuh fasilitas dan kemudahan.

Semua cobaan, tantangan, pengalaman getir dan pahit itulah sesungguhnya sebuah KURIKULUM yg telah dirancang TUHAN untuk membuat seseorang menjadi manusia sukses dan unggul apa bila bisa mengatasinya.

Itulah mengapa Jendral Besar Douglas MC Arthur, dalam surat yg ditulis untuk keluarganya yg dikirim dari Medan Tempur di Asia Timur, yang berjudul Doa untuk Puteraku.

Sang Jendral tidak mengijinkan puteranya untuk mendapatkan kemudahan dan fasilitas sebagaimana kebanyakan doa para orang tua yg selalu meminta pada Tuhan agar anaknya selalu diberikan KEMUDAHAN dalam mengarungi hidupnya.

Berikut adalah Doa untuk Puteraku dari Sang Jendral Besar yg luar biasa itu.


Tuhanku...

Bentuklah puteraku menjadi manusia yang cukup kuat untuk mengetahui kelemahannya. Dan, berani menghadapi dirinya sendiri saat dalam ketakutan.

Manusia yang bangga dan tabah dalam kekalahan.
Tetap Jujur dan rendah hati dalam kemenangan.

Bentuklah puteraku menjadi manusia yang berhasrat mewujudkan cita-citanya dan tidak hanya tenggelam dalam angan-angannya saja.

Seorang Putera yang sadar bahwa mengenal Engkau dan dirinya sendiri adalah landasan segala ilmu pengetahuan.


Tuhanku...

Aku mohon, janganlah pimpin puteraku di jalan yang mudah dan lunak. Namun, tuntunlah dia di jalan yang penuh hambatan dan godaan, kesulitan dan tantangan.

Biarkan puteraku belajar untuk tetap berdiri di tengah badai dan senantiasa belajar
untuk mengasihi mereka yang tidak berdaya.

Ajarilah dia berhati tulus dan bercita-cita tinggi, sanggup memimpin dirinya sendiri, sebelum mempunyai kesempatan untuk memimpin orang lain.

Tuhanku...

Berikanlah hamba seorang putra yang mengerti makna tawa ceria tanpa melupakan makna tangis duka.

Putera yang berhasrat untuk menggapai masa depan yang cerah
namun tak pernah melupakan masa lampau.

Dan, setelah semua menjadi miliknya...

Berikan dia cukup rasa humor sehingga ia dapat bersikap sungguh-sungguh
namun tetap mampu menikmati hidupnya.


Tuhanku...

Berilah ia kerendahan hati...
Agar ia ingat akan kesederhanaan dan keagungan yang hakiki...
Pada sumber kearifan, kelemahlembutan, dan kekuatan yang sempurna...

Dan, pada akhirnya bila semua itu terwujud, hamba, ayahnya, dengan berani berkata " Tuhan sungguh hidupku tidaklah sia-sia"

by ayah edy
http://www.facebook.com/photo.php?fbid=462197090518064&set=a.144983902239386.35784.141694892568287&type=1&theater

KISAH NYATA : Hidup Bocah Polos Zhang Ta Menginspirasi Banyak Orang

Zhang Da harus menanggung beban hidup yang berat ketika usianya masih sangat belia. Tahun 2001, ketika usianya menjelang 10 tahun, Zhang Da harus menerima kenyataan ibunya lari dari rumah. Sang ibu kabur karena tak tahan dengan kemiskinan yang mendera keluarganya. Yang lebih tragis, si ibu pergi karena merasa tak sanggup lagi mengurus suaminya yang lumpuh, tak berdaya, dan tanpa harta. Dan ia tak mau menafkahi keluarganya.

Maka Zhang Da yang tinggal berdua dengan ayahnya yang lumpuh, harus mengambil-alih semua pekerjaan keluarga. Ia harus mengurus ayahnya, mencari nafkah, mencari makanan, memasaknya, memandikan sang ayah, mencuci pakaian, mengobatinya, dan sebagainya.

Yang patut dihargai, ia tak mau putus sekolah. Setelah mengurus ayahnya, ia pergi ke sekolah berjalan kaki melewati hutan kecil dengan mengikuti jalan menuju tempatnya mencari ilmu. Selama dalam perjalanan, ia memakan apa saja yang bisa mengenyangkan perutnya, mulai dari memakan rumput, dedaunan, dan jamur-jamur untuk berhemat. Tak semua bisa jadi bahan makanannya, ia menyeleksinya berdasarkan pengalaman. Ketika satu tumbuhan merasa tak cocok dengan lidahnya, ia tinggalkan dan beralih ke tanaman berikut. Sangat beruntung karena ia tak memakan dedaunan atau jamur yang beracun.

Usai sekolah, agar dirinya bisa membeli makanan dan obat untuk sang ayah, Zhang Da bekerja sebagai tukang batu. Ia membawa keranjang di punggung dan pergi menjadi pemecah batu. Upahnya ia gunakan untuk membeli aneka kebutuhan seperti obat-obatan untuk ayahnya, bahan makanan untuk berdua, dan sejumlah buku untuk ia pejalari.

Zhang Da ternyata cerdas. Ia tahu ayahnya tak hanya membutuhkan obat yang harus diminum, tetapi diperlukan obat yang harus disuntikkan. Karena tak mampu membawa sang ayah ke dokter atau ke klinik terdekat, Zhang Da justru mempelajari bagaimana cara menyuntik. Ia beli bukunya untuk ia pelajari caranya. Setelah bisa ia membeli jarum suntik dan obatnya lalu menyuntikkannya secara rutin pada sang ayah.

Kegiatan merawat ayahnya terus dijalaninya hingga sampai lima tahun. Rupanya kegigihan Zhang Da yang tinggal di Nanjing, Provinsi Zhejiang, menarik pemerintahan setempat. Pada Januari 2006 pemerintah China menyelenggarakan penghargaan nasional pada tokoh-tokoh inspiratif nasional. Dari 10 nama pemenang, satu di antaranya terselip nama Zhang Da. Ternyata ia menjadi pemenang termuda.

Acara pengukuhan dilakukan melalui siaran langsung televisi secara nasional. Zhang Da si pemenang diminta tampil ke depan panggung. Seorang pemandu acara menanyakan kenapa ia mau berkorban seperti itu padahal dirinya masih anak-anak. "Hidup harus terus berjalan. Tidak boleh menyerah, tidak boleh melakukan kejahatan. Harus menjalani hidup dengan penuh tanggung jawab," katanya.

Setelah itu suara gemuruh penonton memberinya applaus. Pembawa acara menanyainya lagi. "Zhang Da, sebut saja apa yang kamu mau, sekolah di mana, dan apa yang kamu inginkan. Berapa uang yang kamu butuhkan sampai kamu selesai kuliah dan mau kuliah di mana. Pokoknya apa yang kamu idam-idamkan sebutkan saja. Di sini ada banyak pejabat, pengusaha, dan orang terkenal yang hadir. Saat ini juga ada ratusan juta orang yang sedang melihat kamu melalui layar televisi, mereka bisa membantumu!" papar pembawa acara.

Zhang Da terdiam. Keheningan pun menunggu ucapannya. Pembawa acara harus mengingatkannya lagi. "Sebut saja!" katanya menegaskan.

Zhang Da yang saat itu sudah berusaha 15 tahun pun mulai membuka mulutnya dengan bergetar. Semua hadirin di ruangan itu, dan juga jutaan orang yang menyaksikannya langsung melalui televisi, terdiam menunggu apa keinginan Zhang Da. "Saya mau mama kembali. Mama kembalilah ke rumah, aku bisa membantu papa, aku bisa cari makan sendiri. Mama kembalilah!" kata Zhang Da yang disambut tetesan air mata haru para penonton.

Zhang Da tak meminta hadiah uang atau materi atas ketulusannya berbakti kepada orangtuanya. Padahal saat itu semua yang hadir bisa membantu mewujudkannya. Di mata Zhang Da, mungkin materi bisa dicari sesuai dengan kebutuhannya, tetapi seorang ibu dan kasih sayangnya, itu tak ternilai.

Pelajaran moral yang tampak sederhana, tetapi amat bermakna. Setuju kan?

Kalau SETUJU ayo LIKE dan SHARE ke teman - teman kita agar bisa meniru sikap luar biasa Zhang Da...

Copas dari copasan... http://www.facebook.com/photo.php?fbid=465068603564246&set=a.144983902239386.35784.141694892568287&type=1&theater
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. KISAH HIDUPKU.... - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger