-Ganti almt yg url merah di atas dgn url yang tadi anda buat di http://code.google.com/hosting/
Latest Movie :


Recent Movies

[Rahasia Didalam Senyum]


Senyum mungkin bagi kita adalah hal yang sederhana dan mudah, cukup menarik sudut bibir ke arah samping dan menampakkan gigi. Namun tidak sesederhana itu, kadang tersenyum saat-saat tertentu sangatlah sulit. Terlebih jika kita tidak “mood” untuk tersenyum. Namun senyum juga dipercaya dapat membuat awet muda. Dan diantara keunikan senyum yg lainnya ialah : ¤ Senyum membuat kita lebih menarik. Kita akan selalu tertarik pada orang yang selalu tersenyum. Orang yang selalu tersenyum punya daya tarik tersendiri. Wajah yang berkerut, cemberut, membuat orang menjauh dari kita , tetapi sebaliknya senyum bisa membuat mereka tertarik. ¤ Senyum mengubah mood kita. Ketika kita merasa jatuh atau “down” cobalah untuk tersenyum. Mungkin saja mood kita akan berubah menjadi lebih baik (tapi tentunya ada hal yg membuat kita tersenyum). ¤ Senyum dapat merangsang orang lain tersenyum. Ketika seseorang tersenyum maka senyum tersebut akan membuat suasana menjadi lebih cerah, mengubah mood orang lain yang ada disekitarnya dan membuat semua orang menjadi senang. Orang yang suka tersenyum membawa kebahagiaan buat orang yang ada di sekitarnya. Murah lah tersenyum maka anda akan disukai oleh banyak orang. ¤ Senyum dapat mengurangi stress. Stress secara nyata dapat muncul di wajah anda. Senyum membantu mencegah kesan bahwa kita sebenarnya sedang lelah atau merasa “down”. Jika anda sedang stress cobalah untuk tersenyum, maka stress anda akan berkurang dan anda akan merasa lebih baik untuk membuat langkah selanjutnya. ¤ Senyum meningkatkan sistem imun (kekebalan) tubuh anda. Senyum dapat membantu kerja imun tubuh agar dapat bekerja dengan baik. Ketika anda tersenyum, fungsi imun meningkatkan kemungkinan anda menjadi lebih rileks. ¤ Senyum menurunkan tekanan darah anda. Ketika anda tersenyum, maka tekanan darah anda akan menurun. Jika anda tak percaya, anda boleh mencobanya sendiri, jika anda memiliki alat pengukur tekanan darah di rumah anda. ¤ Senyum mengeluarkan endorphins (pereda rasa sakit secara alami) dan serotonin. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa senyum dapat merangsang pengeluaran endorphin, pereda rasa sakit yang alami, serta serotonin. Senyum memang obat yang alami. ¤ Senyum dapat melenturkan kulit wajah dan membuat anda terlihat lebih muda. Otot-otot yang digunakan untuk tersenyum ikut membuat anda terlihat lebih muda. Jika anda ingin sesuatu yang beda, maka berikan senyum anda sepanjang hari, maka anda akan terlihat lebih muda dan merasa lebih baik. ¤ Senyum membuat anda tampak sukses. Orang yang tersenyum terlihat lebih percaya diri dalam menjalani hidupnya. Cobalah tersenyum saat anda melakukan pertemuan dan saat ada janji. Rekan-rekan kerja, sahabat, orang-orang terdekat anda akan merasakan sesuatu yang berbeda. ¤ Senyum membuat anda tetap positif. Senyumlah! Lalu sekarang cobalah berpikir sesuatu yang negatif tanpa berhenti tersenyum, Sulitkan? Karena ketika anda tersenyum maka senyum tersebut akan mengirimkan sinyal ke tubuh anda bahwa “hidup anda saat ini baik-baik saja”.
¤ Dan senyum juga merupakan suatu ibadah. Sedekah yang paling mudah.
Tapiiiiii,,,,, hati2 jangan suka senyum2 sendiri kalau di jalan. Nanti orang lain fikir kalau obat kamu habis ^_^
SEMOGA BERMANFAAT http://goo.gl/qnRRNy
PKS 3 Besar Itu "BULSIT"! Mau 3 Besar? Mengapa begitu yakin bakal dapet 3 besar? Kalau tidak akan membesar, tidak mungkin ada yang berusaha mengecilkan. Saya ga mau panjang lebar menjelaskan berbagai hal yang membuat PKS menjadi 3 besar itu bukan sesuatu yang tidak logis lagi. Beneran... males aza nyampeinnya. Pasti disangka kampanye, kepedean dan segambreng komen yang ga jauh dari itu, ke itu, ke ituuu... azah. Forum politik Kompasiana jadinya cuma tempat ngedumel. Eh, tapi gapapa... silakan-silakan aza. Kita asyik-asyik aza koq. Namanya juga forum yah. Kalau mau argumen yang sehati mendingan nulis aza di PKS Payungan, eh... Piyungan, hehehe... habis kemarin lagi ribet hujan, taunya ada ojeg payung. Tapi logika politik yang simpel aza kan apa yang saya tulis diawal; ga mungkin deh sampai segininya sama PKS kalau emang PKS ga bakalan jadi besar dan mungkin teramat besar. Ngapain sih repot-repot ngurusin kasus korupsi murahan kaya LHI yang kaya dagelan warkop dengan berkelabatannya wanita-wanita cantik gitu. Kalau memang ga bakalan besar, ngapain banyak yang ngotot membuat PKS kerdil. Gampang saja, kalau ingin membuktikan bahwa PKS itu ga bakalan besar itu bohong; ga usah bikin opini miring soal PKS, karena PKS memang ga akan membesar. Rasanya KPK juga ga bakalan bangga-bangga amat dengan kasus murahan ini. Beda dong rasanya dengan menuntaskan kasus prestisius yang seakan terasa semakin kasus mahal, kaya century dan hambalang. Emang iya sih, mana ada mau jadi 3 besar kalau ngga diuji soal ini dan itu kaya begini. Ibarat tes kepatutan deh... juga tes berbagai sisinya; apakah mental juaranya, kapasitas kadernya, berbagai kemampuannya membuktikan niat baik membangun negeri ini. Ujiannya seperti begini; apakah para kader masih berani berbuat dengan tulus dalam kondisi yang tidak kondusif secara politis seperti ini. Wow! ternyata ada di sebuah daerah yang udunan untuk membeli dan mencicil sebuah ambulan yang akan digratiskan untuk keperluan masyarakat. Itu hanya satu cerita saja dari banyak cerita yang mungkin tidak terungkap bila tidak ada kesempatan seperti ini. Jadi saya membayangkan, berita-berita miring seputar PKS yang disanding-sandingkan dengan perkembangan kasus LHI yang berlebihan; hanya membuka tema untuk membuka dan memulai komunikasi publik. Ini sudah terbukti terjadi di zaman Muhammad saw berdakwah dulu. Ketika berbagai cara tidak mempan menahan gerak dakwah beliau, maka mulailah menebar keburukan beliau ke berbagai pelosok. Yang terjadi masyarakat malah ingin tahu yang sebenarnya untuk mengklarifikasi. Dari situlah komunikasi malah terjalin. Jadi kalau PKS 3 BESAR itu BULSIT! Saya pikir bisa saja iya... BULSIT! terkaBUL Secepat Ini Teman... hehehe... ini malah baru masuk lagi berita kemenangan pilkada buat PKS... http://www.pkssiak.org/2013/05/pilkada-kudus-2013- pasangan-pks.html Dibaca : 689 kali Penulis : andri 24id

Kajian Praktis Kedokteran Islam: Raih Sehat ala Rasulullah saw, dan Berdayakan Ummat dengan Halal Mart.

Ikuti...

Kajian Praktis Kedokteran Islam: Raih Sehat ala Rasulullah saw, dan Berdayakan Ummat dengan Halal Mart.

SABTU| 7 DESEMBER 2013| 08.00-20.00 wib.

Bersama :
dr Sri Mardiningsih.ED (Pakar Thibbun Nabawi)
ust Joko Wahyudi SE.ID.M.Si (Presdir Atthin Education)
Ust. Wisnu Wijaya Adiputra LD.ED ( Enterpreneur HPAI-Solo)

Tempat: KCU HPAI surabaya
Jl pegirian 144 Ruko Kertopaten Indah Surabaya

Materi :
Basic skill Thibbun nabawi
Mengenal Bahasa Tubuh, Tubuhmu adalah dokter yang terbaik (Skill Diagnosa)
Benefit istimewa sebagai Enterpreneur Muslim HPAI
Halal Mart Bisnis idaman muslim dan muslimah

Investasi: Rp.75.000
+Rp.30.000 (utk agen baru)

Transfer ke:
Muamalat 7020012473 an bayu sp

Konfirmasi transfer sms ke 085733251833

Fasilitas:
Makan siang dan makan malam
snack
Buku Panduan untuk Sukses Bersama HPAI
sertifikat

Segera daftar, tempat terbatas

Tidak menerima pendaftaran pada hari H

MENGAPA SEBAGIAN BESAR ORANG-ORANG TUA SUKSES TIDAK MAMPU MELAHIRKAN ANAK SUKSES


Apakah fenomena ini juga sepertinya akan terjadi di keluarga kita?

Apakah faktor penyebab utamanya ?

Seringkali orang tua memiliki niat yg baik, namun sering kali juga niat baik tersebut ditempuh dengan cara yg kurang tepat sehingga hasilnyapun mungkin tidak seuai yg diharapkan.

Salah satu penyebab mengapa ORANG TUA SUKSES TIDAK MELAHIRKAN ANAK-ANAK SUKSES adalah karena adanya pandangan orang tua sukses yg mengatakan;

"Nanti jika saya sudah menjadi orang sukses, maka saya tidak ingin pengalaman2 pahit/getir yg dulu pernah saya alami dan rasakan disepanjang masa kecil saya dialami/dirasakan kembali oleh anak-anak saya."

Sepintas niat ini memang baik, sepintas kelihatannya sepertinya benar sebagai wujud cinta kasih orang tua pada anak, padahal karena pandangan semacam inilah justru kebanyakan orang tua pada akhirnya tak mampu melahirkan anak-anak yg sukses seperti dirinya atau bahkan lebih sukses lagi.

Mengapa ?

Coba perhatikan baik-baik kalimat; "SAYA TIDAK INGIN ANAK SAYA MERASAKAN KEMBALI PENGALAMAN2 PAHIT/GETIR YG DULU PERNAH SAYA RASAKAN/ALAMI DISEPANJANG MASA KECIL SAYA".

Sadarkah kita bahwa Sesungguhnya justru PENGALAMAN DEMI PENGALAMAN PAHIT/GETIR YG KITA RASAKAN INILAH YG SESUNGGUHNYA TELAH MENEMPA DAN MENGGEMBLENG KITA MENJADI ORANG YG TANGGUH DAN TEGAR HINGGA AKHIRNYA BISA MENCAPAI SUKSES SEPERTI YG KITA RAIH SEKARANG INI.

Jadi jika anak kita tidak lagi kita izinkan untuk bisa merasakan pengalaman demi pengalaman pahit yg dulu pernah kita alami dan rasakan, jelas saja dia akan menjadi anak yg lemah,tidak mandiri dan tangguh seperti kita dulu, padahal rata2 orang sukses adalah orang-orang yg berhasil mengatasi kesulitan demi kesulitan hidup dan bukan orang yg banyak diberikan kemudahan dan fasilitas oleh orang tuanya.

Sejarah telah membuktikan bahwa semua orang sukses adalah orang2 yg hidupnya penuh tantangan dan cobaan dan bukannya penuh fasilitas dan kemudahan.

Semua cobaan, tantangan, pengalaman getir dan pahit itulah sesungguhnya sebuah KURIKULUM yg telah dirancang TUHAN untuk membuat seseorang menjadi manusia sukses dan unggul apa bila bisa mengatasinya.

Itulah mengapa Jendral Besar Douglas MC Arthur, dalam surat yg ditulis untuk keluarganya yg dikirim dari Medan Tempur di Asia Timur, yang berjudul Doa untuk Puteraku.

Sang Jendral tidak mengijinkan puteranya untuk mendapatkan kemudahan dan fasilitas sebagaimana kebanyakan doa para orang tua yg selalu meminta pada Tuhan agar anaknya selalu diberikan KEMUDAHAN dalam mengarungi hidupnya.

Berikut adalah Doa untuk Puteraku dari Sang Jendral Besar yg luar biasa itu.


Tuhanku...

Bentuklah puteraku menjadi manusia yang cukup kuat untuk mengetahui kelemahannya. Dan, berani menghadapi dirinya sendiri saat dalam ketakutan.

Manusia yang bangga dan tabah dalam kekalahan.
Tetap Jujur dan rendah hati dalam kemenangan.

Bentuklah puteraku menjadi manusia yang berhasrat mewujudkan cita-citanya dan tidak hanya tenggelam dalam angan-angannya saja.

Seorang Putera yang sadar bahwa mengenal Engkau dan dirinya sendiri adalah landasan segala ilmu pengetahuan.


Tuhanku...

Aku mohon, janganlah pimpin puteraku di jalan yang mudah dan lunak. Namun, tuntunlah dia di jalan yang penuh hambatan dan godaan, kesulitan dan tantangan.

Biarkan puteraku belajar untuk tetap berdiri di tengah badai dan senantiasa belajar
untuk mengasihi mereka yang tidak berdaya.

Ajarilah dia berhati tulus dan bercita-cita tinggi, sanggup memimpin dirinya sendiri, sebelum mempunyai kesempatan untuk memimpin orang lain.

Tuhanku...

Berikanlah hamba seorang putra yang mengerti makna tawa ceria tanpa melupakan makna tangis duka.

Putera yang berhasrat untuk menggapai masa depan yang cerah
namun tak pernah melupakan masa lampau.

Dan, setelah semua menjadi miliknya...

Berikan dia cukup rasa humor sehingga ia dapat bersikap sungguh-sungguh
namun tetap mampu menikmati hidupnya.


Tuhanku...

Berilah ia kerendahan hati...
Agar ia ingat akan kesederhanaan dan keagungan yang hakiki...
Pada sumber kearifan, kelemahlembutan, dan kekuatan yang sempurna...

Dan, pada akhirnya bila semua itu terwujud, hamba, ayahnya, dengan berani berkata " Tuhan sungguh hidupku tidaklah sia-sia"

by ayah edy
http://www.facebook.com/photo.php?fbid=462197090518064&set=a.144983902239386.35784.141694892568287&type=1&theater

KISAH NYATA : Hidup Bocah Polos Zhang Ta Menginspirasi Banyak Orang

Zhang Da harus menanggung beban hidup yang berat ketika usianya masih sangat belia. Tahun 2001, ketika usianya menjelang 10 tahun, Zhang Da harus menerima kenyataan ibunya lari dari rumah. Sang ibu kabur karena tak tahan dengan kemiskinan yang mendera keluarganya. Yang lebih tragis, si ibu pergi karena merasa tak sanggup lagi mengurus suaminya yang lumpuh, tak berdaya, dan tanpa harta. Dan ia tak mau menafkahi keluarganya.

Maka Zhang Da yang tinggal berdua dengan ayahnya yang lumpuh, harus mengambil-alih semua pekerjaan keluarga. Ia harus mengurus ayahnya, mencari nafkah, mencari makanan, memasaknya, memandikan sang ayah, mencuci pakaian, mengobatinya, dan sebagainya.

Yang patut dihargai, ia tak mau putus sekolah. Setelah mengurus ayahnya, ia pergi ke sekolah berjalan kaki melewati hutan kecil dengan mengikuti jalan menuju tempatnya mencari ilmu. Selama dalam perjalanan, ia memakan apa saja yang bisa mengenyangkan perutnya, mulai dari memakan rumput, dedaunan, dan jamur-jamur untuk berhemat. Tak semua bisa jadi bahan makanannya, ia menyeleksinya berdasarkan pengalaman. Ketika satu tumbuhan merasa tak cocok dengan lidahnya, ia tinggalkan dan beralih ke tanaman berikut. Sangat beruntung karena ia tak memakan dedaunan atau jamur yang beracun.

Usai sekolah, agar dirinya bisa membeli makanan dan obat untuk sang ayah, Zhang Da bekerja sebagai tukang batu. Ia membawa keranjang di punggung dan pergi menjadi pemecah batu. Upahnya ia gunakan untuk membeli aneka kebutuhan seperti obat-obatan untuk ayahnya, bahan makanan untuk berdua, dan sejumlah buku untuk ia pejalari.

Zhang Da ternyata cerdas. Ia tahu ayahnya tak hanya membutuhkan obat yang harus diminum, tetapi diperlukan obat yang harus disuntikkan. Karena tak mampu membawa sang ayah ke dokter atau ke klinik terdekat, Zhang Da justru mempelajari bagaimana cara menyuntik. Ia beli bukunya untuk ia pelajari caranya. Setelah bisa ia membeli jarum suntik dan obatnya lalu menyuntikkannya secara rutin pada sang ayah.

Kegiatan merawat ayahnya terus dijalaninya hingga sampai lima tahun. Rupanya kegigihan Zhang Da yang tinggal di Nanjing, Provinsi Zhejiang, menarik pemerintahan setempat. Pada Januari 2006 pemerintah China menyelenggarakan penghargaan nasional pada tokoh-tokoh inspiratif nasional. Dari 10 nama pemenang, satu di antaranya terselip nama Zhang Da. Ternyata ia menjadi pemenang termuda.

Acara pengukuhan dilakukan melalui siaran langsung televisi secara nasional. Zhang Da si pemenang diminta tampil ke depan panggung. Seorang pemandu acara menanyakan kenapa ia mau berkorban seperti itu padahal dirinya masih anak-anak. "Hidup harus terus berjalan. Tidak boleh menyerah, tidak boleh melakukan kejahatan. Harus menjalani hidup dengan penuh tanggung jawab," katanya.

Setelah itu suara gemuruh penonton memberinya applaus. Pembawa acara menanyainya lagi. "Zhang Da, sebut saja apa yang kamu mau, sekolah di mana, dan apa yang kamu inginkan. Berapa uang yang kamu butuhkan sampai kamu selesai kuliah dan mau kuliah di mana. Pokoknya apa yang kamu idam-idamkan sebutkan saja. Di sini ada banyak pejabat, pengusaha, dan orang terkenal yang hadir. Saat ini juga ada ratusan juta orang yang sedang melihat kamu melalui layar televisi, mereka bisa membantumu!" papar pembawa acara.

Zhang Da terdiam. Keheningan pun menunggu ucapannya. Pembawa acara harus mengingatkannya lagi. "Sebut saja!" katanya menegaskan.

Zhang Da yang saat itu sudah berusaha 15 tahun pun mulai membuka mulutnya dengan bergetar. Semua hadirin di ruangan itu, dan juga jutaan orang yang menyaksikannya langsung melalui televisi, terdiam menunggu apa keinginan Zhang Da. "Saya mau mama kembali. Mama kembalilah ke rumah, aku bisa membantu papa, aku bisa cari makan sendiri. Mama kembalilah!" kata Zhang Da yang disambut tetesan air mata haru para penonton.

Zhang Da tak meminta hadiah uang atau materi atas ketulusannya berbakti kepada orangtuanya. Padahal saat itu semua yang hadir bisa membantu mewujudkannya. Di mata Zhang Da, mungkin materi bisa dicari sesuai dengan kebutuhannya, tetapi seorang ibu dan kasih sayangnya, itu tak ternilai.

Pelajaran moral yang tampak sederhana, tetapi amat bermakna. Setuju kan?

Kalau SETUJU ayo LIKE dan SHARE ke teman - teman kita agar bisa meniru sikap luar biasa Zhang Da...

Copas dari copasan... http://www.facebook.com/photo.php?fbid=465068603564246&set=a.144983902239386.35784.141694892568287&type=1&theater

Syair Ghuraba

***

غرباء غرباء غرباء غرباء غرباء غرباء غرباء غرباء

Ghurabaa, ghurabaa, ghurabaaa ghurabaa
Ghurabaa, ghurabaa, ghurabaaa ghurabaa

***

غرباء ولغير الله لا نحنى الجباة

Ghurobaa, kami tidak meletakkan kening pada selain Allah

غرباء وارتضيناها شعارا للحياة

Ghurobaa, kami telah memilihnya sebagai motto kehidupan

غرباء ولغير الله لا نحنى الجباة

Ghurobaa, kami tidak meletakkan kening pada selain Allah

غرباء وارتضيناها شعارا للحياة

Ghurobaa, kami telah memilihnya sebagai motto kehidupan

***

إن تسأل عنّا فإنّا لا نبال بالطغاة

Jika engkau bertanya tentang kami, maka kami adalah orang-orang yang tak gentar dengan thagut durjana

نحن جند الله دوما دربنا درب الأباة

Kami adalah tentara Allah yang sejati, jalan kami adalah jalan yang terpilih

إن تسأل عنّا فإنّا لا نبال بالطغاة

Jika engkau bertanya tentang kami, maka kami adalah orang-orang yang tak gentar dengan thagut durjana

نحن جند الله دوما دربنا درب الأباة

Kami adalah tentara Allah yang sejati, jalan kami adalah jalan yang terpilih

***

غرباء غرباء غرباء غرباء غرباء غرباء غرباء غرباء

Ghurabaa, ghurabaa, ghurabaaa ghurabaa
Ghurabaa, ghurabaa, ghurabaaa ghurabaa

***

لن نبال للقيود بل سنمضى للخلود

Kami tak peduli dengan belenggu, melainkan kami akan terus maju dengan tanpa henti

فلنجاهد ونناضل ونقاتل من جديد

Maka kami terus berjihad, berjuang, dan berperang sedari awal

غرباء ... هكذا الأحرار في دنيا العبيد

Ghurobaa, merekalah yang merdeka di tengah dunia yang terjajah

فلنجاهد ونناضل ونقاتل من جديد

Maka kami terus berjihad, berjuang, dan berperang sedari awal

غرباء ... هكذا الأحرار في دنيا العبيد

Ghurobaa, merekalah orang-orang yang merdeka di tengah dunia yang terjajah

***

كم تذاكرنا زمانا نحن يوم كنّا سعداء

Betapa sering kami mengingat masa lalu, ketika kita pernah berbahagia

بكتاب الله نتلوه صباحا و مساءا

Dengan kitab Allah yang selalu dibaca di kala pagi dan senja

PKS dan HTI Menolak RUU Ormas( Saatnya Bersatu)

OPINI | 27 March 2013 | 11:19 Dibaca: 327   Komentar: 0   Nihil
13643579151111336409Tulisan ini bermaksud  sedikit membandingkan saja mengenai kiprah atau cara PKS dan HTI dalam menyampaikan aspirasi didalam dunia demokrasi.
Kita tak bisa mengelak, indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi. Dalam demokrasi, kuantitas suatu kelompok sangat penting dalam menentukan suatu keputusan, apa lagi dalam hal ini keputusan yang mengandung nilai hukum. Dan secara legal, kelompok yang diakui dalam demokrasi dan memiliki kekuatan hukum adalah partai politik. melalui partai politik, suatu kelompok dapat menyalurkan aspirasinya dan berkontribusi secara langsung dalam menentukan segala keputusan dan kebijakan negara. Parpol pun memiliki ideologi yang berbeda-beda yang menjadi arah keputusan mereka.
Selain parpol, dalam dunia demokrasi juga disediakan ruang untuk masyarakat dalam membentuk serikat atau ormas. kelegalan ormas diatur oleh kemendagri (kementrian dalam negeri). Masyarakat berhak untuk mendirikan ormas sebagai wadah untuk melakukan gerakan sosial kemasyarakatan.
Saat ini sedang ramai beberapa kelompok yang menentang disahkannya RUU Ormas, yang mewajibkan ormas untuk berasa tunggal pancasila. ormas yang menolak mayoritas ormas keagamaan, salah satunya adalah Ormas HTI (Hizbut Tahrir Indonesia). Mereka menolak dengan alasan bahwa RUU Ormas dapat membuka kembali rezim represif ala orde baru dan dapat membungkam daya kritis masyarakat. selain HTI, PKS Sebagai parpol islam juga menolak diberlakukannya RUU Ormas, dengan alasan pemerintah jangan memaksakan ormas islam untuk berasas tunggal pancasila.
Disini penulis mencoba membandingkan cara PKS dan HTI dalam melakukan perannya dalam dunia demokrasi. PKS sebagai parpol dan HTI sebagai ormas. PKS yang mencoba menikmati dan menjadi petarung dalam arena demokrasi, dan HTI yang anti dan mengkafirkan Demokrasi. Cara pandang keduanya dalam menilai demokrasi sangat berbeda, bertolak belakang. Namun dalam RUU Ormas, mereka sama-sama menolak. Hanya saja caranya saja yang berbeda.
Cara PKS Menolak RUU Ormas:
1. PKS dengan diwakili oleh anggota dewannya, menolak dengan menyampaikan argumentasi logis langsung kepada yang mendukung RUU Ormas.
2. Duduk manis dan nyaman dikursi empuk dengan suasana angin cepoy-cepoy (Full AC)
3. Setelah masing-masing anggota dewan menyampaikan argumentasi, mereka biasanya voting suara. PKS memberikan suara penolakanya.
4. selesai, hasilnya jelas. berapa yang mendukung, berapa yang menolak.
Cara HTI Menolak RUU Ormas:
1. Demonstrasi dijalanan, serentak dimasing-masing daerah.
2. Panas-panasan dijalanan, teriak-teriak megang toa dengan spanduk kecaman dimana-mana.
3. Sama-sama bersuara, sampe serak-serak basah.
4. Selesai demo, pulang kerumah masing-masing.
5. Hasilnya nunggu, sambil nonton TV dirumah.
6. Bersyukur akhirnya Demo mereka masuk TV.
Keduanya sama-sama menolak, dengan cara yang berbeda. namun hasilnya bisa ditebak, suara siapa yang paling memiliki pengaruh…. dan akhirnya HTI pun silaturahim ke Kantor Fraksi PKS.
Semoga 2014, HTI bisa berjuang bersama PKS di parlemen, atau bergabung bersama PKS. Agar Suara Parpol Islam semakin kuat.
Kesempatan Masih Ada ^__^

http://politik.kompasiana.com/2013/03/27/pks-dan-hti-menolak-ruu-ormas-545704.html

Polresta Tidak Adil! Gubernur Jabar Siap Pasang Badan Bela Bupati Bogor

aher pasang badan untuk bupati bogor
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ahmad Heryawan (Aher) membela Bupati Bogor Rachmat Yasin yang ditetapkan sebagai tersangka oleh Polresta Depok atas laporan Panwaslu Kabupaten Bogor terkait dugaan melakukan pelanggaran dalam pilkada Jabar.
"Seharusnya Panwaslu bersikap adil dong, bisa melaporkan yang lain-lain juga, kan banyak juga Gubernur dan Bupati (ikut kampanye)," kata Aher, di Kota Bandung, Kamis.
Ia meminta semua yang ikut terlibat seharusnya bisa diproses oleh aparat penegak hukum.
"Ya itu tadi, seharusnya semua dilibatkan dong, bela nih," katanya.
Pihaknya malah ingin tahu apakah kasus hukum yang menimpa Bupati Bogor itu delik aduan atau bukan.
"Justru kita ingin tahu dulu apakah benar itu delik aduan," ujar Heryawan.
Polresta Depok menetapkan Bupati Bogor Rachmat Yasin sebagai tersangka dalam kasus tindak pidana pelanggaran Pemilu pada Pilkada Jawa Barat 2013.
Rachmat telah ditetapkan tersangka sejak Senin (11/3), ia diperiksa di Markas Polresta Depok atas laporan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten Bogor.
Bupati Bogor tersebut diduga melakukan pelanggaran Pemilu dengan melakukan kampanye ilegal di Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Rachmat diduga melanggar Undang Undang Pemilu Nomor 32 tahun 2004 Pasal 116 ayat 4 junto Pasal 80 yang berbunyi pejabat negara, pejabat struktural dan fungsional dalam jabatan negeri dan kepala desa yang dengan sengaja melanggar ketentuan diancam pidana penjara minimal satu bulan dan maksimal 6 bulan dan denda paling sedikit Rp600.000 dan maksimal Rp6.000.000.(an)
http://www.suaranews.com/2013/03/polresta-tidak-adil-gubernur-jabar-siap.html

Alhamdulillah, Bawang Putih Dari Rp 100 Ribu Turun Jadi Rp 40 Ribu Per Kilogram

bawang putih mulai turun
Setelah satu pekan harga bawang putih terus merangkak naik hingga mencapai ke level  Rp 100 ribu perkilogram, dua hari terakhir ini harga komoditi tersebut mulai turun hingga ke level Rp 40 ribu perkilogram di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Minggu.
Penurunan harga tersebut terjadi setelah pasokan bawang putih ke Situbondo mulai lancar dan stabil. Selain itu, harga bawang merah kualitas super juga ikut-ikutan turun dari harga sebelumnya yang mencapai ke level Rp 40 ribu perkilogram, saat ini menjadi Rp 25 ribu perkilogram.
Menurut Aminah (47), salah seorang pedagang pasar tradisional, turunnya harga bawang putih karena pasokan
bawang putih mulai lancar dari pengepul ke pedagang. "Saat ini pasokan bawang putih dari pengepul  sudah mulai lancar  ke sejumlah pedagang di Situbondo, sehingga dengan banyaknya setok bawang putih, kondisi tersebut mempengaruhi turunnya harga bawang putih. Apalagi informasinya pemerintah sudah mulai melakukan impor bawang putih," terangnya, Minggu (17/3/2013).
Meski harga bawang putih dan bawang merah diketahui sudah mulai turun dalam dua terakhir ini, namun harga dua komoditi tersebut masih dikeluhkan oleh warga.
"Meski harganya mulai turun, namun harga bawang putih sebesar Rp 40 ribu perkilogram itu masih memberatkan kalangan ibu rumah tangga. Selain itu, harga bawang merah sebesar Rp 25 ribu perkilogramnya juga masih mahal. Dengan masih mahalnya dua komoditi tersebut, saya terpaksa membeli dengan cara eceran. Padahal sebelum harganya naik, saya membeli setengah kilogram setiap minggunya," ujar Mardiyah (46), salah seorang ibu rumah tangga Desa/Kecamatan Mangaran.(ks)
http://www.suaranews.com/2013/03/alhamdulillah-bawang-putih-dari-rp-100.html

Tak Kenal Mesir & Palestina, Ahok Ngawur Sebut Vatikan yang Pertama Akui Kemerdekaan RI


Kemerdekaan RI-atas dukungan Ikhwan, Mesir menjadi negara pertama mengakui kemerdekaan RI-Hasan Al Banna & St Syahrir-jpeg.image
Atas dukungan Ikhwanul Muslimin lewat pemimpinnya, Hasan Al Banna, Mesir menjadi negara yang pertama mengakui kemerdekaan RI, namun setahun sebelum kemerdekaan, Palestina memberikan dukungannya terlebih dulu. Tampak dalam foto Sutan Syahrir & Hasan Al Banna, pendiri & pemimpin pertama Ikhwanul Muslimin Mesir
JAKARTA (SALAM-ONLINE): Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) boleh dibilang melakukan blunder jika tak ingin dikatakan ngawur.
Entah buku sejarah Indonesia versi mana yang dibacanya. Pasalnya, usai bertemu dengan Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Antonio Guido Filipazzi, Jumat (15/3/2013), Ahok mengatakan bahwa Vatikan adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia.
Ketika itu Ahok menjawab pertanyaan wartawan, apakah ada pembahasan kerja sama dalam kunjungan Dubes Vatikan itu ke Balaikota?
“Tidak ada. Tadi dikasih kenang-kenangan medali Paus, tapi cetakan lama, belum ada cetakan baru. Dikasih buku sejarah Paus keuskupan dari 1947. Kan Vatikan itu negara yang pertama kali mengakui kemerdekaan Indonesia,” jawab Ahok.
Benarkah Vatikan adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Republik Indonesia? Tentu saja untuk menjawabnya mudah sekali, cukup membuka literatur sejarah.
Nah, berdasarkan penelusuran literatur sejarah, negara pertama yang mengakui kemerdekaan Republik Indonesia adalah Mesir, bukan Vatikan.
Mesir secara de facto mengakui kemerdekaan RI pada 22 Maret 1946, disusul oleh Liga Arab (Arab Saudi, Qatar, dan lain-lain) pada 18 November 1946. Setelah itu diikuti Suriah pada 3 Juli 1947, Lebanon dan Irak pada 9 Juli 1947.
Pengakuan kemerdekaan RI secara de facto oleh Mesir pada 22 Maret 1946 itu dilakukan dengan mengakhiri kepengurusan WNI dari kedutaan Belanda di Mesir.
Bahkan, pada tanggal 13 hingga 16 Maret 1947, Konsul Jenderal Mesir untuk India (di Mumbay) yang bernama Muhammad Abdul Mun’im bersama Muriel Pearson (nama samarannya adalah Ketut Tantri, seorang perempuan Amerika yang pro kemerdekaan sejak masa revolusi), datang ke Yogyakarta (Ibukota RI saat itu).
Pada 15 Maret 1947 bertepatan dengan HUT Mesir ke 23, keduanya menghadap Presiden Soekarno untuk mewakili pemerintah Mesir sekaligus utusan Liga Arab guna menjelaskan posisi dukungan mereka terhadap kedaulatan RI.
Pengakuan secara de jure (hukum) oleh Mesir ditandatangani pada 10 Juni 1947, ditandai perjanjian Persahabatan RI-Mesir dan sekaligus mendirikan Kedutaan RI pertama di luar negeri.Kemerdekaan RI-bahkan Palestina setahun seblmnya sdh mendukung kemerdekaan-Mufti Palestina & KH Agussalim-jpeg.image
Sementara alasan Liga Arab menganjurkan kepada semua negara anggotanya supaya mengakui Indonesia sebagai negara merdeka yang berdaulat karena didasarkan pada ikatan akidah Islamiyah, ukhuwah Islamiyah dan kekeluargaan.
Bahkan yang menarik, justru dukungan Palestina lebih awal setahun sebelum proklamasi. Palestina diwakili oleh Mufti Besarnya, Syaikh Muhammad Amin Al-Husaini. Pada 6 September 1944, Radio Berlin berbahasa Arab menyiarkan ‘ucapan selamat’ dari Syaikh Amin Al-Husaini ke seluruh dunia Islam untuk dukungannya pada kemerdekaan Indonesia.
Sedangkan Vatikan baru mengakui kemerdekaan Indonesia satu bulan setelah pengakuan oleh Mesir tersebut. Yakni, pada 6 Juli 1947 ditandai dengan pembukaan kedutaan yang disebut “Apostolic Delegate” dan menugaskan Georges-Marie-Joseph – Hubert-Ghislain de Jonghe d’Ardoye, M.E.P sebagai Duta Besar Vatikan pertama di Jakarta untuk masa 1947 hingga 1955.
Menyimak literatur tersebut, kiranya pemahaman sejarah Ahok perlu dikoreksi.
Pimpinan Taruna Muslim Alfian Tanjung menambahkan, fakta sejarah menunjukkan negara-negara Muslim yang pertama kali mengakui kemerdekaan Indonesia.
“Tidak ada dalam sejarahnya Vatikan pertama kali mengakui kemerdekaan Indonesia,” ujar Alfian seperti dikutip itoday, Sabtu (16/3/2013).
Menurut Alfian, dalam sejarah justru Vatikan bekerjasama dengan Belanda untuk menekan pemerintah Indonesia.
“Vatikan mengambil manfaat adanya penjajahan Belanda dengan menyebarkan agama Katolik di Indonesia. Justru Islam yang menjadi ujung tombak perlawanan terhadap penjajah Belanda,” papar Alfian.
Alfian tidak terkejut dengan pernyataan Ahok itu karena ada keinginan yang kuat dari Wakil Gubernur DKI Jakarta tersebut untuk menyebarkan agama katolik di Jakarta.
“Pernyataan itu sangat politis, agar kebijakan Pemprov DKI termasuk kristenisasi mendapat dukungan dari Vatikan,” demikian terang Alfian.
Tentu umat Islam-lah sebagai pemeran utama meraih kemerdekaan ini. Dari desa hingga kota, dari santri dan kiai hingga kaum terpelajar, intelektual, ulama, bersatupadu bersama umat Islam berkuah darah, bermandikan keringat, merebut kemerdekaan republik ini.
Sementara penjajah, khususnya Belanda, tak rela akan kemerdekaan ini. Mereka, sang penjajah Belanda, logis saja berkolaborasi dengan kelompok yang se-ideologi untuk meneruskan penjajahan, sehingga kembali melancarkan agresinya pada 1949, tapi gagal total.
Kelompok dari dalam yang berkomplot dengan penjajah, tentu merasa nyaman jika negeri ini dijajah dengan yang se-ideologi dan sekeyakinan, karena adanya kekhawatiran–saat itu–Indonesia menjadi negara yang berdasarkan IslamKemerdekaan RI-Hatta & Mufti serta para pemimpin Arab dan dukungan mereka terhadap kemerdekaan RI-jpeg.imageDan, menjelang merdeka, benar, Indonesia dipastikan menjadi negara berdasarkan Islam–atau setidaknya mewajibkan para pemeluknya untuk menjalankan syariat Islam–jika saja tidak dikhianati, ditelikung, dikadalin oleh kelompok nasionalis yang bersekongkol dengan kaum minoritas, sehari setelah proklamasi! (inilah/itoday/salam-online)

CARA-CARA EKSTRIM YANG DILUAR NALAR...

Dengan melihat foto-foto ini, kita tidak habis pikir atas apa yang mereka lakukan. namun dibalik semua itu ada hal yang bisa kita ambil pelajaran bahwa sesuatu hal yang sepertinya tidak mungkin terjadi ketika kita memaksimalkan diri dengan selalu ikhtiar dan bertawakal kepada Allah, Insyallah akan selalu ada jalan mewujudkan hal itu.

sumber foto: http://forzadunia.blogspot.com/2010/11/cara-ekstrim-memindahkan-barang.html

Deddy Mizwar: "Apapun yang terjadi jangan pernah kehilangan cinta pada negeri ini”

Selasa, 29 Januari 2013


by langitshabrina

Beberapa hari setelah deklarasi pencalonan Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat dari koalisi PKS, PBB, Partai Hanura, dan PPP pada Pilgub 2013 saya terkaget dengan sebuah selebaran yang bertajuk “Kalem We da Aya #Ayobalikkekampus! H2S Hari-hari Sastra.” 

Pasalnya selebaran yang dibagikan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Unpad tersebut adalah undangan untuk mengikuti KURUCETRA “Kumpul Rutin Cerita Sastra” yang membedah film “Tanah Surga Katanya” bersama Deddy Mizwar.

Sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya yang (hanya baru) melek politik, saya berpikir acara ini akan menjadi ajang kampanye buat Deddy Mizwar. Namun, setelah mengikuti acara tersebut ada ruh lain yang saya dapat.
Ya! Ruang-ruang diskusi sastra adalah tempat bisu untuk para praktisi politik. Di sana mereka tidak dapat berkampanye secara vulgar. Sastra adalah tempat insan-insannya menjual gagasan. Takada ruang istimewa bagi yang bertangan kosong dalam sastra. Siapapun menjual ideologi dalam karyanya. Pramoedya Ananta Toer dengan sosialismenya, Ayu Utami dengan feminismenya, atau M. Irfan Hidayatullah dengan Islamnya, mereka dengan penuh kesadaran membawa ideologi dalam karya-karyanya. Orang-orang yang bertangan kosong hanya akan berada di pinggiran dengan karya absurd yang tanpa sadar mendukung ideologi mainstream. Takada karya tanpa gagasan yang dijual dalam sastra.
Berbicara film berarti berbicara isi cerita. Membaca isi cerita berarti membaca gagasan yang ditawarkan oleh seorang seniman. Begitupun pada film “Tanah Surga Katanya..” yang diproduseri oleh Deddy Mizwar.

Film ini menceritakan perjalanan panjang seorang Salman mengeja kecintaan terhadap bangsanya. Ia dihadapkan dengan situasi-situasi antagonis yang memaksanya untuk mencari penghidupan di Malaysia. Ayahnya menikah dengan perempuan malaysia agar lebih mudah menjadi warga negara sana. Ia diajak ikut pindah dan menjadi warga negara malaysia. Di sisi lain, kakeknya adalah mantan relawan Konfrontasi Indonesia Malaysia tahun 1965. Kakeknya tentu takmengizinkan Salman pindah kewarganegaraan. Sesederhana apapun kehidupan di Perbatasan Indonesia-Malaysia itu, kakeknya tetap lebih memilih hidup di negeri sendiri ketimbang di negeri orang.
“Perjalanan cinta Salman pada negaranya ini mengajari kita soal anugerah terindah dalam mencintai,” kata Deddy Mizwar. “Cintailah manusia tanpa harus mengingkari kebenaran,” tambahnya.

Film ini mengajari kita soal banyak cara yang bisa dilakukan untuk menghargai negara ini. Di Malaysia bendera Indonesia hanya dijadikan alas dagangan rempah-rempah. Ia taklebih dari warna merah dan putih yang tak berbeda dengan warna kuning, hijau, dan coklat. Adegan ini jadi simbol bahwa pihak yang menjual Sumber Daya Alam Indonesia ke luar negeri hanya menjadikan negara sebagai alas dagangannya untuk memperkaya diri. Salman sampai harus bersiasat untuk mengambil bendera itu dari orang yang menjadikannya sebagai alas. Ia menukarnya dengan sebuah sarung dan mengibarkannya sambil berlari ke Indonesia. Dalam adegan itu sangat terlihat perbedaan jalan Indonesia – Malaysia. Jalan di Malaysia lebih bagus daripada jalan di Indonesia. “Namun, sejelek apapun, itulah kebenarannya. Saya tidak mungkin membagus-baguskan negara kita dalam film itu. Nanti saya bohong!” ujar Deddy Mizwar. “Kalau dalam sepakbola Indonesia dikalahkan Malaysia, saya juga tidak mungkin menceritakan Indonesia menang dalam film ini, nanti saya bohong lagi. Citra visual dalam film adalah refleksi realitas yang ada di Indonesia.” Tambahnya.

Pesan dalam film ini terrangkum dalam puisi Salman ketika menyambut pejabat pemerintah dari Jakarta:

Tanah Surga Katanya

Bukan lautan hanya kolam susu, katanya

Tapi kata kakekku hanya orang-orang kaya yang bisa minum susu

Kail dan jala cukup menghidupimu, katanya

tapi kata kakekku ikan-ikan kita dicuri oleh banyak negara

Tiada badai tiada topan kau temui, katanya

Tapi kenapa ayahku tertiup angin ke malaysia?

Ikan dan udang menghamiri dirimu, katanya

Tapi kata kakek, “Awas ada udang di balik batu!”

Orang bilang tanah kita tanah surga

Tongkat kayu dan batu jadi tanaman, katanya

Tapi kata dokter intel, belum semua rakyatnya sejahtera. Banyak pejabat yang menjual kayu dan batu untuk membangun surganya sendiri

Benar kata Deddy Mizwar, cintailah bangsa ini tanpa harus mengingkari kebenaran. Pesan ini dirangkum dalam adegan terakhir, pesan sang kakek sebelum wafat, “Apapun yang terjadi jangan pernah kehilangan cinta pada negeri ini!”

Film ditutup dengan adegan Salman berlari membawa bendera merah putih sambil berlari dari Malaysia ke Indonesia. Kembali gagasan nasionalisme disampaikan oleh Deddy Mizwar. Namun, kali ini disajikan dengan lebih halus, tidak sesatir Nagabonar Jadi Dua dan Alangkah Lucunya Negeri Ini.
Gagasan nasionalisme ini adalah ajakan untuk membenahi negara ini berdasarkan realitas yang ada di perbatasan. Generasi mudalah yang menjadi pemegang amanah perbaikan negara ini.

“Kaum Nabi Nuh dimusnahkan oleh Allah karena takmelakukan perbaikan, kaum Nabi Luth juga demikian, bahkan Turki Utsmani juga dimusnahkan oleh Allah, jangan sampai negara kita mengalami hal yang sama. Kalau ada ketidakberesan di negeri ini, lakukan sesuatu karena merasa tidak suka dalam hati adalah perbuatan selemah-lemahnya iman. Kalaupun negara ini akan dimusnahkan, paling tidak, saya ada di barisan orang-orang yang berbuat sesuatu melalui film,” ujar Deddy Mizwar.

“Tapi janganlah sampai negeri ini dimusnahkan. Ayo kita berbuat sesuatu untuk negeri kita dengan karya paling tidak.” Tambahnya. Moderator diskusi waktu itu sampai berkata, “Saya merasa sedang ada di PPT (Para Pencari Tuhan-pen). Serasa dinasehati sama Bang Jek.”
Gagasan dalam film ini sudah menjadi salah satu alasan saya untuk memilihnya dalah Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2013 nanti. Ide perbaikan dan nasionalisme sudah ada dalam film-film Deddy Mizwar. Saatnya ia bekerja konkret untuk Jawa Barat sebagai salah satu bagian dari Indonesia. Gagasan besar untuk negara ini selalu hadir dari seorang besar bukan?!

*https://langitshabrina.wordpress.com/2012/11/21/belajar-mencintai-indonesia-dari-deddy-mizwar/

_________

Selamat Jalan Isteriku, Engkau Layak Atas Karunia Syahid itu...

Minggu, 13 Januari 2013

Membaca tulisan ini membuat haru dan tak terasa tetesan air mata... Subhanallah memang benar jika wanita Solihah adalah seabik-baik perhiasan dunia "Innad Dun-ya kullaha mataa`un, wa khoyru mataa`id dun-ya Al Mar-atush Shaalihah"
(Sesungguhnya dunia ini seluruhnya adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah)

Selamat membaca dan mengambil ibrahnya
17 tahun yang lalu, saat masih aktif menjadi penulis buletin dakwah, aku membaca nama pelanggan yang memesan buletin tersebut. Hj. Robiatul Adawiyah, pasti wanita yang sudah tua. Sudah naik haji dan namanya jadul sekali. 
“Akhi, seperti apa sih ibu Robiatul ini,” tanyaku kepada Pak Marjani yang bertugas mengantar buletin. ”Ndak tahu, nggak pernah ketemu, yang saya tahu dia pesan buletin itu untuk dikirim via bis ke Kotabangun”. 
Wah wanita yang mulia, mau menyisihkan uang untuk berdakwah kepada masyarakat di hulu sungai Mahakam. Tak lama kemudian setelah kita menikah, Buletin Ad Dakwah dari Yayasan Al Ishlah Samarinda diantar ke rumah. Ternyata wanita mulia tersebut adalah engkau istriku, bukan wanita tua seperti yang kukira. Melainkan mahasiswi yang aktif mengajar di Taman Al Quran.
Istriku, beruntung aku dapat memilikimu. Sudah beberapa pemuda kaya yang mencoba mendekatimu tetapi selalu kau tolak. Kelembutanmu dan kedudukanmu sebagai putri seorang ulama besar menjadi magnet bagi para pria yang ingin memiliki istri sholehah. Kamu beralasan belum ingin menikah karena mau konsentrasi kuliah. Padahal alasan utamanya adalah kamu masih ragu dengan kesholehan mereka. Ketika Ustadzah Purwinahyu merekomendasika­n diriku, tanpa banyak tanya kau langsung menerimaku. Hanya karena aku aktif ikut pengajian kau mau menerimaku, tanpa peduli berapa penghasilanku.
Istriku, semua orang mengakui bahwa kau wanita yang tangguh. Jarang seorang wanita bercita-cita memiliki delapan anak sepertimu. Melihatmu seperti melihat wanita Palestina yang berada di Indonesia. Jika bertemu dengan Ustadz Hadi Mulyadi, suami mba Erni ustadzahmu, pasti pertanyaan pertama kepadaku adalah, “ Berapa sekarang anakmu?”. Sering orang bertanya kepadaku, “ Gimana caranya ngurus anak sebanyak itu?” Mudah, rahasianya adalah menikahi wanita yang tangguh sepertimu.
Kehangatanmu membuat anak-anak kita merasa nyaman di dekatmu. Di saat kau lelah sepulang dari mengisi halaqoh atau ta’lim mereka segera menyambutmu dan melepaskan kekangenan mereka. Kadang lucu melihat mereka membuntuti kemana kamu pergi. Kamu ke dapur mereka bergerombol di sekitarmu, pindah ke ruang tamu, pindah pula mereka ke ruang tamu. Masuk ke kamar, berbondong-bond­ong mereka ke kamar. Sampai ada anak yang selalu memegang-megang­ bajumu dan kamu berkomentar,” Nih anak kayak prangko aja, nempeeel terus.” Jangan salahkan mereka, akupun memiliki perasaan yang sama dengan mereka.
Kadang jika cintaku meluap aku berkata padamu, ”Bener nih kamu ndak nyantet aku? Aku kok bisa tergila-gila begini sama kamu?” Kamu tersenyum dan berkata, "cinta Umi ke Abi lebih besar dari cinta Abi ke Umi, Abi aja yang ndak tahu.”

Rasulullah bersabda, "Nikahilah perempuan yang penyayang dan dapat mempunyai anak banyak karena sesungguhnya aku akan berbangga dengan sebab banyaknya kamu dihadapan para Nabi nanti pada hari kiamat” (HR. Ahmad). Sungguh aku merasa telah mendapatkan segalanya dengan kau di sisiku.
Kepribadianmu yang mudah bergaul menjadikanmu disenangi oleh banyak orang. Kamal berkata, “Umi terkenal banget di sekolah. Aku, Mba Aisyah, Mas Nashih, Hamidah, Hilma ini terkenal di sekolah karena anak Umi. Guru-guru kenal kami karena kami anak umi.” Aku ingat perjuanganmu menggalang beberapa orang tua murid ke kantor diknas untuk meminta tambahan kelas agar anak kita yang terlalu muda bisa diterima sekolah. Akhirnya SDN 006 Balikpapan mendapat tambahan kelas dan anak kita bisa bersekolah di sana. Seharusnya aku yang melakukan hal itu, bukan kamu.
Aku terpesona dengan caramu menjalin silaturahim dengan keluarga besarmu. Ketika kita pindah ke Balikpapan, sering kakak-kakakmu menelpon menanyakan kapan liburan ke Samarinda. Mereka rindu kepadamu. Kakakmu KH. Fachrudin, seringkali menelpon, "Kita mau ngadain acara ini, kamu ke Samarinda kah?” Sya’rani, kakakmu yang sering bepergian ke Jawa, ketika mendarat di Balikpapan pun sering berkata, "Baru dari Jawa, mau ikut saya sekalian naik mobil ke Samarinda?” Keponakan-kepon­akanmu pun sering bertanya, “Acil Robiah kapan ke Samarinda?” Jika kita liburan ke Samarinda, maka kemeriahan meledak begitu mendengar suaramu mengucapkan salam. “Wah, Haji Robiah dari Balikpapan.”
Aku kagum dengan semangatmu melaksanakan amanah dakwahmu. Sering kerinduanmu kepada keluargamu tertahan karena ada amanah dakwah yang harus kamu kerjakan. ”Sebenarnya akhir pekan ini keluarga besar kumpul. Ada acara keluarga. Tapi ada halaqoh ini dan majelis talim ini jadi ndak bisa ke Samarinda.” Semoga Allah SWT memasukkanmu ke dalam barisan orang-orang yang berjuang menegakkan agama ini.

Kesibukanmu berdakwah memang menyita waktumu. Tapi aku ridho karena kau tetap komitmen untuk mengurus rumah tangga dengan baik. Aku ridho ketika PKS berdiri, kamu bergabung dan berdakwah bersama mereka. Kulihat kau begitu menikmati hidupmu yang mungkin bagi pandangan sebagian orang sangat melelahkan.
Kamu juga aktif mengisi kajian Siroh Shahabiyah di Radio IDC FM. Ketika engkau ingin berhenti karena hamil dan mengajukan ustadzah lain, mba Irna yang mengasuh acara menolak dan mengatakan sebaiknya cuti saja dan sementara akan diputar ulang rekaman yang terdahulu. Saya tahu mereka pun telah jatuh cinta kepadamu.
Saat Ustadz Cahyadi mengadakan pelatihan keluarga, beliau meminta para peserta menulis tentang pasangannya. Aku terkejut ternyata engkau mengenaliku dengan baik. Engkau tahu makanan yang kusukai dan kubenci, teman-teman yang kuanggap shahabatku, karakter-karakt­erku, dan teman-teman Halaqohku. Diam-diam engkau memperhatikanku­. Terimakasih telah memahami diriku.
Pernah kau mengatakan bahwa kau ingin naik haji bersamaku. Aku mengatakan bahwa kamu sudah naik haji sehingga tidak wajib lagi. Kalau aku punya uang aku akan mengajak anak kita naik haji bukan kamu. Kamu berkata, “Aku akan kumpulkan uang daganganku agar bisa naik haji bersamamu.” Kamu pernah bercerita bahwa saking nikmatnya berada di Kota Mekah, kamu pernah berusaha tukar kloter dengan orang lain agar bisa bertahan lebih lama di kota Mekah.
Istriku, aku suka dengan caramu berbakti kepadaku. Ketika ustadz Muhadi mengajakku mendirikan SDIT Nurul Fikri Balikpapan kau pun mendukungku. Padahal kau tahu bahwa ini akan kembali mengurangi jatah uang belanja untukmu. Bahkan kau berkata, "Aku akan alihkan infaq-infaq yang selama ini ke lembaga zakat ke Nurul Fikri.” Selama ini kau memang menyisihkan uang transport dari mengisi majelis-majelis­ ta’lim untuk menunjang dakwahmu.
Istriku, aku menikmati sentuhan bibirmu ke pundakku sambil memelukku di saat kita naik motor berdua. Mungkin itu caramu menunjukkan kesetiaanmu. Aku tersanjung dengan gayamu menunjukkan cemburumu. Aku merindukan caramu menegurku jika engkau melihatku lalai dalam urusan agama kita. Aku merasa bahagia saat kau memujiku. Aku merasa hebat ketika engkau bermanja kepadaku.
Aku salut dengan kecintaanmu terhadap ilmu. Setiap ada ta’lim yang mendatangkan ustadz yang berkualitas kau berkata, “Harus duluan nih biar dapat duduk di depan.” Sayang, karena begitu banyaknya anakmu terkadang kau terhambat untuk berada di depan. Pernah kau begitu sedih karena tidak dapat menghadiri ta’lim yang diisi DR. Samiun Jazuli. Terlintas di dalam pikiranku, kelak aku akan membiayaimu untuk melanjutkan kuliah S2 agar kau bahagia.
Kau juga begitu bersemangat mengikuti tatsqif (Kajian Tsaqofah Islam) yang diadakan oleh PKS. Ketika ada ujian tatsqif, kau berusaha mengerjakan soal-soal tanpa berusaha menyontek. Tiba-tiba kau mendengar peserta ujian yang lain di sebelahmu saling berbisik tentang jawaban soal yang engkau tidak bisa mengerjakannya.­ Kamu pun menulis jawaban tersebut. Sepulang ke rumah engkau begitu menyesal dan gelisah. Engkau merasa berbuat curang karena mengerjakan soal dari mendengar percakapan orang lain. “Gimana nih Mas, aku sudah nyontek?” tanyamu. Aku jawab sambil bercanda, "Telpon dosennya, minta dicoret jawabanmu yang dapat dari hasil mendengar itu”. Ternyata engkau benar-benar menelpon ustadz Fahrur agar jawaban atas soal tersebut dicoret saja. Itu yang sering kulihat darimu, begitu takut akan dosa-dosamu. Aku bangga padamu istriku.
Istriku, hal yang sering membuatku bergetar adalah di saat melihat engkau sholat. Begitu khusyuk dan menjaga adab. Tidak pernah aku melihatmu terburu-buru di dalam sholat. Aku menikmati melihat caramu menghadap Tuhanmu. Selelah apapun dirimu kamu selalu berusaha membaca Quran satu juz perhari. Engkau juga tidak ingin meninggalkan dzikir harianmu. Haru rasanya saat-saat melihatmu tertidur dengan Quran masih berada di tanganmu.
Sering aku berangan-angan aku akan membahagiakanmu­ kelak saat anak-anak sudah besar. Aku akan mengajakmu berjalan-jalan ke kota wisata. Aku akan membelikanmu perhiasan walaupun sekedarnya. Karaktermu yang tidak pernah meminta memang membuatku lalai memperhatikan kebutuhanmu. Bahkan motor pun tidak pernah kubelikan. Motor butut yang kau pakai adalah motor yang memang telah kau bawa dan kau miliki sejak masih gadis.
Aku yakin bahwa kebersihan hatimulah yang memancarkan aura persahabatan dari wajahmu. Banyak yang mengatakan kepadaku, ”Beliau adalah tempat saya menyampaikan curhat.” Terkadang kau terlambat pulang dari mengisi pengajian, ketika ku tanya kenapa terlambat, kau menjawab, “Kasihan ada yang pingin curhat, jadi dengerin dia dulu. Semoga Allah segera kasih dia jalan keluar.” Saya yakin mereka curhat kepadamu karena mereka merasakan kebaikanmu.
Kamu sering memujiku, “Suami yang pintar”. Kulihat, kamulah yang lebih pintar mengaplikasikan­ teori ke dalam praktek dunia nyata. Sebenarnya aku banyak belajar darimu. Kamu pintar sekali memulyakan orang lain. Kamu sering memberikan sesuatu kepada tetangga-tetang­ga kita. Terkadang aku malu karena yang kau berikan adalah hal-hal yang sederhana. “Malu ah ngasih ke tetangga segitu. Nggak level buat mereka.” Ternyata sikap perhatianmu kepada tetangga inilah yang membuat mereka mencintaimu.
Kamu mengatakan kepada pembantu kita, “Kumpulkan teman-teman yang lain, nanti saya yang membimbing bacaan Qurannya.” Dengan sabar kamu melatih mereka membaca Quran. Kau pun membelikan peralatan memasak sebagai hadiah kepada mereka yang lulus dan melanjutkan bacaan ke jilid berikutnya. Pernah kau melihat salah seorang diantara mereka sedang berlatih mandiri di rumahnya. Kau berkata, "Bahagianya aku Bi melihat mereka mau melatih bacaan secara mandiri.” Sampai terucap dari mulut pembantu kita, “Bu, saya ini mendapat hidayah dari tangan Ibu lho.”
Terkadang aku lupa untuk memberikan uang belanja, ketika kutanya engkau menjawab,”Aku pakai uang daganganku”. Kau­ kadang membelikanku baju sebagai hadiah ulang tahunku. Aku memang seorang yang berprinsip minimalis, terkadang jika ada barang yang menurutmu harus dibeli, aku mengatakan bahwa itu tidak perlu dibeli, kita da’i tidak usah terlalu mengejar kesempurnaan. Seperti biasa kau pun mengalah dan berkata, "Ya sudah pake uang aku aja.”
Ketika engkau mengalami pendarahan saat melahirkan anak kita yang ke delapan, engkau mengalami step. Sungguh hancur hatiku melihatmu menderita. Ketika dokter mengatakan butuh tiga kantung darah, aku segera keluar berlari menuju PMI tanpa sempat mengambil alas kaki. Aku sangat takut kehilangmu. Ketika diberitahu bahwa putra kita telah meninggal, aku sudah tidak peduli lagi, “Tolong selamatkan istri saya dok.” Setelah dioperasi kau sempat tersadar, aku tidak tega untuk mengatakan bahwa putra kita telah meninggal. Aku tidak ingin kau tahu bahwa kandungan yang sangat kau cintai dan sering kau elus-elus dengan penuh cinta telah mendahuluimu.
Dokter mengatakan bahwa kondisi sangat kritis, biasanya kondisi ini berakhir dengan kematian. Dengan kesedihan yang terus mengelayuti aku berkata, ”Umi tidak usah ngomong apa-apa, semua abi yang urus, Umi nyebut Allah saja.” Aku berharap seandainya Allah memanggilmu, maka ucapan terakhirmu adalah Allah. Walau tidak ada suara yang kudengar, kulihat mulutmu menyebut nama Allah dua kali. Saat itu aku bernazar, aku pun bertawashul dengan segala amalku agar Allah memberikan kesempatan agar engkau masih bisa bersamaku. Dan ternyata anak-anak kita bercerita bahwa saat itu di rumah mereka juga bernazar agar ibu mereka selamat.
Dengan sisa harapan yang tersisa di hatiku, aku berusaha membangkitkan semangatmu, ”Cep­at sembuh, anak-ana­k kita menunggumu di rumah.” Engkau mengangguk-angg­uk. Ternyata Allah SWT sangat mencintaimu. Allah SWT ingin memberimu karunia syahid. Kematianmu karena melahirkan putra kita menunjukkan bahwa Allah ingin memberikan yang terbaik untukmu. Sebagaimana Rasulullah mengatakan bahwa wanita yang mati karena melahirkan termasuk orang-orang yang mati syahid.
Seorang shahabatmu, Ustadzah Mahmudah, menelponku, "Mba Robi itu kalau saya perhatikan sangat khusyuk kalau memimpin doa atau mengaminkan doa. Kalau berdoa, saat kalimat wa amitha 'ala syahaadati fii sabiilik (matikanlah jiwa kami dalam syahid di jalan-Mu) sering saya lihat mba Robi meneteskan air mata. Ternyata kita memang tidak boleh meremehkan kekuatan doa.”
Pak Emil tetangga kita berkata, ”Saya tidak pernah berinteraksi dengan almarhumah. Hanya istri saya yang bergaul dengannya. Tapi kepergiannya membuat saya merasa kehilangan sampai dua hari”. Mungkin dia shock karena melihat istrinya terguncang.
Ustadzah Sujarwati berkata, "Saya mengisi pengajian dekat SMPN 10, mereka bercerita bahwa almarhumah ustadzah Robiah yang merintis majelis ta’lim ini. Mereka semua kemudian menangis karena teringat istri sampeyan.” Banyak yang terkejut dengan kepergianmu. Ada yang baru mendengar kematianmu, datang ke rumah untuk kemudian menangis karena kehilanganmu.
Hari kematianmu menjadi saksi atas kesholihanmu. Begitu banyak yang datang untuk memberikan penghormatan kepadamu. Ustadz Muslim mengatakan, "Sahabat-sahabat­nya dari pesantren Al Amin, Madura sudah siap-siap mau beli tiket untuk ke Balikpapan, tapi mendengar jenazah akan di bawa ke Samarinda mereka tidak jadi datang.” Beberapa ustadz datang dari Samarinda. Bahkan Ustadz Masykur Sarmian, Ketua DPW PKS Kaltim pun datang dari Samarinda dan menjadi imam yang mensholatimu. Aku pun melihat ustadz Cahyadi Takariawan, penulis buku dari Yogya, hadir di masjid itu. Mungkin Allah sengaja mengutus orang-orang sholih tersebut untuk mensholatimu dan menyempurnakan pahalamu. Motor-motor memenuhi jalan masuk ke komplek kita. Seseorang dengan heran mengatakan bahwa kemarin kepala kantor meninggal di komplek ini yang datang nggak sebanyak ini. Ini cuma ibu rumah tangga kok banyak banget yang datang.
Sesudah disholatkan di masjid Balikpapan, engkaupun dibawa ke Samarinda. Sampai di masjid Ar Raudhah, Aku melihat KH. Mushlihuddin, LC Koordinator Qiroati untuk Kalimantan hadir di sana. Kamu sering berkata bahwa kamu sudah menganggap beliau, guru mu membaca Quran, seperti ayah sendiri. Kecintaanmu kepada Quran membuat kamu mencintai beliau yang selalu komitmen berjuang menegakkan Al Quran di muka bumi. Sering kamu mengatakan bahwa kamu kangen dengan gurumu, ustadz Mushlih. Segera aku meminta beliau untuk menjadi imam sholat jenazah untukmu.
Kakakmu, Ibu Mursyidah berkata, ”Kepergiannya persis seperti ayahnya, KH. Abdul Wahab Syahrani. Disholatkan dari masjid ke masjid.” Sebelum meninggal beliau berwashiat untuk dikuburkan di Kotabangun. Karena washiat itu beliau disholatkan di tiga masjid di tiga kota oleh murid-murid beliau. Pertama disholatkan di Islamic Centre Samarinda, kemudian disambut oleh Bupati Kutai Kartanegara (Beliau adalah Ketua Majelis Ulama Indonesia Kab. Kukar) dan disholatkan di masjid agung Tenggarong, kemudian disholatkan kembali oleh murid-murid beliau di masjid Kotabangun.
Dengan lelehan airmata aku ikut memandikanmu, mengangkatmu, memasukanmu ke liang lahat. Seseorang berkata, "Antum duduk saja biar yang lain saja.” Tidak, Aku tidak mau kehilangan kesempatan ini. Aku sudah kehilangan kesempatan membahagiakanmu­ di dunia. Aku sudah kehilangan kesempatan membalas dengan baik pelayananmu kepadaku. Biarlah hari ini aku melayanimu walaupun sekedar mengurus jasadmu.
Terimakasih istriku, selama hidupmu kau selalu berusaha tidak merepotkanku. Ketika aku ke bengkel untuk menambal ban, aku mengabarkan kematianmu dan memohon doa untukmu. Tukang tambal ban, mendoakannya dan berkata, "Istri sampeyan sering ke sini sendiri, menuntun sepeda motor untuk menambal ban, atau kadang ganti ban motor”. Sekuat tenaga ku tahan airmataku. Aku tahu sebenarnya itu adalah tugasku. Kubayangkan adakah wanita lain yang mau menuntun motor ke bengkel untuk menambal ban karena tidak ingin merepotkan suaminya.
Mungkin kamu saat ini telah tersenyum bahagia bercanda bersama Abdullah, putra kita. Mungkin kamu sudah bertemu dengan ayah ibumu yang sangat kamu cintai. Walaupun aku betul-betul kehilanganmu, aku tahu bahwa karunia syahid yang Allah SWT berikan kepadamu adalah yang terbaik untukmu.
Istriku, aku menulis ini untuk menumpahkan rindu yang bergejolak di hatiku. Aku juga berharap agar orang yang membacanya mau meringankan lidahnya untuk mendoakanmu. Aku berharap tulisan ini dapat membalas jasamu kepadaku. Sungguh betapa lambatnya hari-hari berlalu tanpamu. Ingin rasanya aku segera masuk ke surga agar dapat bertemu kembali denganmu. Selamat jalan Khadijahku.....



Balikpapan, hari ke sembilan belas tanpamu di sisiku

Yang bersyukur mendapatkanmu

Suamimu,
Abu Muhammad




_____________________
*Cahyadi Takariawan: Kepergian Dua Ummahat Senior Itu Mengejutkanku  

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. KISAH HIDUPKU.... - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger