......
Ingin Berapa Lama Hidup dengan Anak Kita?
Usia 20 tahunan, kita keluarga, menikah, punya anak, mendampingi masa balita hingga sekolah dasar.
Oh, lucunya mereka...
Usia 30 tahunan, kita menemukan anak anak ternyata sudah remaja, jatuh cinta, mulai banyak keluar rumah.
Oh cantik dan gantengnya mereka...
Usia 40-an, mereka menggapai cita, kuliah, makin jauh dari orangtua, berasrama, kos, atau di rumah, tapi mereka makin banyak keluar rumah.
Allah, jagalah mereka...
Usia 50-an Kita menemukan mereka semakin jauh dari kita, ingin mandiri, ingin membentuk keluarga sendiri.
Lalu, mereka hadirkan bayi lagi di pangkuan tangan kita yang mulai keriput.
Kita pun berkata "Ya Allah .. Betapa singkatnya hidup ini. Jangan kami termasuk orang yang sia sia kan kehidupan. Lindungi keluargaku. Anak keturunanku dari siksa dunia dan akhirat"
Kalau begitu...
Usia hidup kita tak berulang, kan?
Kalau begitu, usia, anak kita pun tak berulang kan?
Kalau begitu, sangat singkat kan mendampingi anak-anak kita, kan?
Kalau begitu, jangan pernah ridha wahai para Orangtua
Jika anak kita bisa mengenal huruf-huruf Al-Quran, bisa membacanya, bisa mempelajari nya
Hasil dari tangan orang lain
Tanpa ada campur tangan kita...
Kalau begitu, cemburu rasanya
Jika anak kita hanya mau belajar dengan guru disekolahnya,
Tapi tak mau dengan kita orangtuanya.
Kalau begitu, harus tidak nyamanlah hati kita
Jika anak kita disuruh mengerjakan PR dengan guru lesnya bukan dengan kita orangtuanya.
Kalau begitu, harus "sakit" hatilah kita
Jika anak kita menceritakan lawan jenis yang disukainya kepada teman sebangkunya, tapi tidak kepada kita orangtuanya.
Mengapakah mereka begitu percaya pada temannya, tapi tidak pada kita orangtuanya?
Kalau begitu, saat terbujur kaku
Jangan marah ya, jika anak kita meng-wakil-kan shalat jenazah
Hanya kepada ustadz dan ustadzah, sedangkan mereka sendiri tak bisa bacaan nya.
Ayah... Bunda
Ayolah beri manfaat waktu kita...
Sedikit saja untuk anak kita.
Bukan sekedar uang jajanan atau mainan semata.
Itu semua penting.
Tapi, kesungguhan kita sebagai orangtua akan memberikan dampak berbeda untuk anak anak kita...
Sesungguhnya kitalah sang pembelajar dan menjadi Uswah bagi mereka...
Jangan seperti peribahasa
"Semut disebrang laut nampak, Gajah di pelupuk mata tidak nampak"
Selalu menyalahkan orang lain baik itu Anak, Guru dll dan menganggap diri kita selalu benar.... Na'udzubillah
Diambil dari buku 7 Kiat Orangtua Shalih Menjadikan Anak Disiplin dan Bahagia (Seri #2 Yuk, Jadi Orangtua Shalih) dengan beberapa tambahan....
Posting Komentar